Heboh AI Seperti ChatGPT, Bill Gates Beda Pandangan dengan Biden dan Musk

Asahi Asry Larasati
Kamis, 6 April 2023 | 06:10 WIB
Warga menunjukan aplikasi ChatGPT di Jakarta, Jumat (10/2/2023). Bisnis/Abdurachman
Warga menunjukan aplikasi ChatGPT di Jakarta, Jumat (10/2/2023). Bisnis/Abdurachman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Ditengah kekhawatiran banyak orang tentang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) seiring dengan semakin populernya chatGPT, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden masih meninjau seberapa bahaya hal ini bagi masyarakat.

Biden menilai teknologi AI dapat membantu memberikan banyak manfaat, terutama di berbagai bidang seperti pembelajaran mesin, pengenalan wajah, pengendalian robot, pencarian internet, pengolahan bahasa alami, dan diagnosa medis. Namun, tatap penting untuk menangani potensi risikonya.

"Perusahaan teknologi memiliki tanggung jawab untuk memastikan produk mereka aman sebelum mempublikasikannya. Meski demikian, kita masih sama sama harus melihat apa resikonya, yang mungkin saja aman," tuturnya sebagaimana dilansir dari Reuters pada Rabu (5/4/2023).

Salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, turut menganggapi seruan orang-orang untuk menahan perkembangan teknologi AI. Menurutnya, pengembangan kecerdasan buatan merupakan kemajuan teknologi terpenting dalam beberapa dekade terakhir.

Bill Gates mengungkapkan AI sama fundamentalnya dengan penciptaan mikroprosesor, komputer pribadi, Internet, dan ponsel.

"Ini akan mengubah cara orang bekerja, belajar, bepergian, mendapatkan perawatan kesehatan, dan berkomunikasi satu sama lain. Seruan untuk menghentikan pengembangan kecerdasan buatan tidak akan menyelesaikan tantangan di masa depan," kata Bill Gates.

Ahli teknologi yang juga seorang filantropis ini mengatakan akan lebih baik untuk fokus pada cara terbaik untuk menggunakan perkembangan AI, karena sulit untuk memahami bagaimana jeda dapat bekerja secara global.

Seperti diketahui, sebelumnya Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk mengungkapkan kekhawatirannya terhadap cepatnya pengembangan kecerdasan buatan atau AI dan dampak buruknya terhadap masyarakat.

Kekhawatiran tersebut membuat Elon Musk dan sekelompok pakar kecerdasan buatan serta eksekutif industri menyerukan jeda pengembangan sistem yang lebih canggih dari GPT-4 yang dikembangkan OpenAI selama enam bulan ke depan.

Para ahli, termasuk salah satu pendiri Apple, Steve Wozniak,  potensi risiko dan manfaat bagi masyarakat perlu dinilai.

"Saya rasa meminta satu kelompok tertentu untuk berhenti sejenak tidak akan menyelesaikan tantangan yang ada, Jelas ada manfaat yang sangat besar dari hal ini yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi area-area yang sulit," katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper