Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Microsoft, Bill Gates, menentang seruan untuk menghentikan pengembangan kecerdasan buatan alias Artificial intelligence (AI).
Sebagai konteks, lebih dari 1.000 pakar pengembang kecerdasan buatan (AI) menandatangani surat terbuka untuk mengentikan pengembangan komputer yang mampu belajar dengan cepat itu. Para penentang itu termasuk termasuk bos Tesla, Elon Musk dan Steve Wozniak.
Dilansir dari Business Today pada Rabu (5/4/2023), Bill Gates mengungkapkan penghentian tersebut tidak serta merta menyelesaikan tantangan yang terkait dengan keberlanjutan AI. Dia berpendapat bahwa alih-alih menghentikan pengembangan AI, akan lebih produktif jika fokus pada cara terbaik untuk menggunakan kemajuan teknologi AI.
Dia menyoroti potensi manfaat AI, termasuk kemampuannya untuk membantu mengurangi ketidakadilan sosial, dan menekankan perlunya mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko yang terkait dengan teknologi tersebut.
Dalam sebuah artikel blog berjudul 'Era AI telah dimulai' yang diterbitkan hanya sehari sebelum surat terbuka tersebut, Bill Gates mengungkapkan keyakinannya akan potensi revolusioner AI, membandingkannya dengan internet atau ponsel.
"Ini akan mengubah cara orang bekerja, belajar, bepergian, mendapatkan perawatan kesehatan, dan berkomunikasi satu sama lain. Seruan untuk menghentikan pengembangan kecerdasan buatan tidak akan menyelesaikan tantangan di masa depan," kata Bill Gates
Dia juga menguraikan visinya tentang bagaimana AI dapat dimanfaatkan untuk memberikan dampak sosial yang positif dengan mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, perawatan kesehatan, dan perubahan iklim.
"Saya rasa meminta satu kelompok tertentu untuk berhenti sejenak tidak akan menyelesaikan tantangan yang ada, Jelas ada manfaat yang sangat besar dari hal ini yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi area-area yang sulit." lanjutnya.
Seperti diketahui, alasan terkuat Elon Musk ikut menandatangani surat terbuka tersebut lantaran cepatnya pengembangan kecerdasan buatan atau AI dan dampak buruknya terhadap masyarakat.
Elon yang merupakan salah satu pendiri OpenAI dan mobil listrik Tesla memanfaatkan teknologi AI untuk sistem autopilotnya.
Miliarder tersebut menyatakan kekecewaannya terhadap para regulator yang mengkritik upaya untuk mengatur sistem autopilot, sehingga dia meminta otoritas untuk memastikan bahwa pengembangan AI melayani kepentingan publik.