Ada 6.100 Meteorit Menghantam Bumi Setiap Tahun

Arlina Laras
Selasa, 7 Maret 2023 | 17:42 WIB
Hujan meteor perseid/livescience
Hujan meteor perseid/livescience
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Setiap tahun, jutaan pecahan batu dari luar angkasa terbakar di atmosfer 

Meteoroid umumnya merupakan pecahan asteroid atau komet. Namun, beberapa mungkin merupakan puing-puing yang terlempar dari planet atau bulan. 

Biasanya, meteoroid yang menembus atmosfer bumi, sudah lebih dulu terbakar dari gesekan udara dan menghasilkan garis-garis cahaya melintasi langit: bebatuan yang berjatuhan dan menyala ini disebut meteor.

Meteor yang sangat terang dikenal sebagai bola api. Ribuan bola api menyala di langit Bumi setiap hari, tetapi sebagian besar terjadi di lautan dan daerah tak berpenghuni, dan banyak yang tertutup oleh siang hari. 

Sebagian besar meteor yang terdeteksi di Bumi "berasal dari hujan meteor yang terkait dengan debu yang dikeluarkan oleh komet," kata Gonzalo Tancredi, seorang astronom di University of the Republic di Montevideo, Uruguay. 

Namun, hujan meteor tidak menghasilkan meteorit, karena meteoroid dalam hujan semacam itu biasanya terlalu rapuh untuk bertahan saat jatuh ke tanah. 

Untuk memperkirakan berapa banyak meteorit yang berhasil menghantam Bumi setiap tahunnya, Tancredi menganalisis data dari Meteoritical Society. Dari 2007 hingga 2018 , ada 95 laporan meteorit yang jatuh ke Bumi, rata-rata sekitar 7,9 laporan per tahun.

Tentu, angka pasti soal berapa banyak meteorit yang jatuh ke laut dan tenggelam ke dasar sangat sulit untuk dideteksi. 

Namun, dirinya memperkirakan secara keseluruhan, ada sekitar 6.100 meteorit jatuh per tahun di seluruh Bumi, dan sekitar 1.800 di daratan. 

Tancredi mencatat bahwa batuan luar angkasa berukuran sekitar 33 kaki atau setara dengan 10 meter memasuki atmosfer bumi setiap enam hingga 10 tahun. 

Sebuah batu yang cukup besar untuk menghasilkan ledakan seperti peristiwa Tunguska 1908 di Rusia terjadi setiap 500 tahun. 

Tabrakan kosmik besar dari batu dengan lebar sekitar 3.280 kaki (1 km) diperkirakan terjadi setiap 300.000 hingga 500.000 tahun, sedangkan tabrakan seperti yang mengakhiri periode Cretaceous dan melenyapkan dinosaurus mungkin terjadi sekali dalam 100 juta hingga 200 juta tahun, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Arlina Laras
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper