Bisnis.com, SOLO - Para peneliti tengah mengembangkan teknologi baru berbasis otak manusia yang disebut Organoid Intelligence (OI). Teknologi ini diklaim lebih canggih dari Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan.
Ilmuwan mengungkapkan rencana revolusioner untuk mengembangkan industri teknologi masa depan.
Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan teknologi Organoid Intelligence (OI) alias kecerdasan buatan yang berbasis dari otak manusia.
Secara ringkas, otak manusia akan diteliti di laboratorium sebelum akhirnya dikembangkan menjadi perangkat keras (hardware) biologis.
"Bidang biokomputasi baru ini menjanjikan kemajuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kecepatan komputasi, kekuatan pemrosesan, efisiensi data, dan kemampuan penyimpanan, semuanya dengan kebutuhan energi yang lebih rendah," kata peneliti dilansir dari Frontiers.
Kecerdasan buatan OI diklaim lebih canggih daripada AI yang belakangan banyak dibicarakan.
AI saja sudah tergolong canggih karena dapat mendiagnosis penyakit, menulis puisi, dan menjawab pertanyaan.
Namun, kecerdasan buatan berbasis otak manusia disebut bisa melakukan lebih dari itu.
"Kami menyebut bidang interdisipliner baru ini 'kecerdasan Organoid' (OI)," kata Prof Thomas Hartung dari Universitas Johns Hopkins melansir Psypost, Senin (6/3/2023).
Dari namanya, organoid berarti versi miniatur dari sebuah organ yang diproduksi di laboratorium.
Peneliti masih mengembangkan bagaimana miniatur otak ini dapat berfungsi mendekati kinerja otak sungguhan.
Meski masih jauh dari titik akhir, namun para ilmuwan yakin teknologi AI akan memulai era teknologi biokomputer yang cepat, kuat, dan efisien.
Otak manusia, lanjut Hartung, merupakan media pembelajar yang unggul sekaligus hemat energi. Kapasitas otak bisa menyimpan informasi hingga 2.500 TB (Terabytes).
"Sementara komputer berbasis silikon lebih baik dengan angka, otak lebih baik dalam belajar," tutur Hartung.