Waduh! Meta Induk Facebook Ingin PHK Ribuan Karyawan Lagi

Khadijah Shahnaz Fitra
Kamis, 23 Februari 2023 | 13:33 WIB
Ilustrasi perusahaan rintisan (startup) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)/Dice Insights
Ilustrasi perusahaan rintisan (startup) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)/Dice Insights
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Meta Inc, induk dari Facebook, Instagram dan WhatsApp dikabarkan sedang merencanakan putaran baru pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya.

Dilansir dari Reuters, Kamis (23/2/2023), pada tahun lalu pun Meta telah memangkas 13 persen tenaga kerjanya atau lebih dari 11.000 karyawan, hal ini pun dikarenakan adanya penurunan iklan.

Dikabarkan dari Washington Post dari sumber tertentu, Meta saat ini berencana untuk mendorong beberapa eksekutif untuk turun ke peran yang lebih rendah tanpa adanya bawahan. Hal ini dilakukan untuk meratakan lapisan manajemen, Mark Zuckerberg akan berada di atas dan para eksekutif berada di garis yang sama bersama para pekerja magang.

Adapun, Meta menolak permintaan komentar dari Reuters, tetapi juru bicara Andy Stone dalam serangkaian tweet mengutip beberapa pernyataan Zuckerberg sebelumnya yang menunjukkan bahwa lebih banyak pemotongan sedang dilakukan.

Zuckerberg mengatakan kepada investor awal bulan ini bahwa PHK tahun lalu adalah awal dari fokus perusahaan pada efisiensi dan bukan menjadi yang terakhir. Dia mengatakan dia akan bekerja untuk meratakan struktur organisasi dan menghapus beberapa lapisan manajemen menengah.

PHK tahun lalu adalah yang pertama dalam 18 tahun sejarah Meta berdiri. Sama seperti perusahaan teknologi lainnya, Meta mempekerjakan banyak karyawan selama pandemi awal untuk memenuhi lonjakan penggunaan media sosial oleh konsumen yang terjebak di rumah.

Namun, kondisi perusahaan menurun pada 2022 karena pengiklan menghentikan pengeluaran akibat suku bunga yang meningkat pesat.

Meta, yang pernah bernilai lebih dari US$1 triliun, sekarang bernilai US$446 miliar.  Perusahaan mengatakan akan mengurangi ruang kantor, menurunkan pengeluaran diskresioner, dan memperpanjang pembekuan perekrutan hingga 2023 untuk mengendalikan biaya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper