Bisnis.com, JAKARTA - Berikut kecanggihan pesawat CN235 buatan PTDI yang dilirik oleh pemerintah Guinea.
Guinea sendiri dikabarkan berminat untuk membeli 13 unit pesawat tersebut, usai kunjungan Menteri Perhubungan Guinea, Felix Lamah beserta delegasi ke PT Dirgantara Indonesia.
Pembelian pesawat itu, karena Guinea berencana untuk membentuk maskapai Guinean Air, dimana jenis armada sipil yang dibutuhkan adalah pesawat sekelas CN235.
Berikut sejarah dan kecanggihan dari pesawat CN235 buatan PT DI.
Sejarah CN235
Dikutip dari laman resmi PT DI, pada 17 Oktober 1979, IPTN dan CASA (sekarang Airbus Defense & Space) mendirikan perusahaan patungan baru, Aircraft Technology (Airtech) untuk merancang CN235. Pesawat multiguna baru ini memiliki kemampuan Short Take-Off and Landing (STOL) di landasan udara kasar sepanjang 800 meter, ramp door untuk keluar/masuk barang dengan mudah, dan karakteristik perawatan berbiaya rendah.
Purwarupa pertama “Elena” yang diproduksi oleh CASA melakukan penerbangan perdananya pada 11 November 1983 dan purwarupa kedua “Tetuko” yang diproduksi oleh IPTN (sekarang PTDI) terbang pertama kali pada Desember 1983. Produksi serial dimulai pada tahun 1986 untuk 10 dan 100 versi
Kemudian PTDI mengembangkan versi perbaikan seperti versi 110 dan 220; sedangkan Airbus Defense & Space dengan versi 200 dan 300. Saat ini, lebih dari 300 CN235 telah diproduksi dalam banyak versi dengan dua mesin terbaru General Electric CT7-9C (masing-masing memiliki 1.750 SHP).
Dalam kerjasama untuk tujuan ekspor, PTDI memproduksi outer wing, horizontal stabilizer, vertical fin dan pintu untuk Airbus Defence & Space; sementara Airbus Defence & Space memproduksi hidung bongkar, kokpit bongkar, dan sayap tengah untuk PTDI.
Jenis-jenis pesawat CN235
Ada tiga jenis pesawat CN235 yang dikembangkan PT DI sebagai berikut.
1. CN235-220 Civil
CN235-220 yang telah terbukti dengan baik adalah solusi biaya terendah untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan berbagai organisasi pemerintah dan non-pemerintah untuk pesawat kelas menengah-ringan. CN235-220 mampu membawa muatan maksimum hingga 4.700 Kg, atau hingga 36 penumpang.
CN235-220 telah memperoleh banyak pengalaman dalam misi komersial, misi sipil, misi bantuan bencana, dan misi non-militer lainnya. Pesawat telah digunakan secara luas dalam misi pengangkutan udara harian (terjadwal dan tidak terjadwal), penyebaran dan dukungan logistik untuk pasukan penjaga perdamaian, dan misi 'sipil' lainnya untuk kepentingan masyarakat.
CN235 mampu terbang di ketinggian hingga 25.000 kaki dengan kecepatan hingga 237 Kts sambil tetap mempertahankan karakteristik penerbangan tingkat rendah yang luar biasa dan kemampuan Short Take-off and Landing (STOL). Pesawat ini ditenagai oleh dua mesin turboprop General Electric GE CT7-9C terbaru dengan masing-masing 1.750 SHP. Di kelas ini, CN235-220 memberikan kemampuan manuver yang sangat baik, respon mesin yang cepat, performa panas dan tinggi yang luar biasa, konsumsi bahan bakar rendah, dan akibatnya daya tahan yang sangat lama hingga 11 jam.
2. CN235-220 transportasi militer
Pesawat angkut Militer CN235-220 Dirgantara Indonesia telah mengalami berbagai perbaikan berkelanjutan dalam desain, aplikasi teknologi rekayasa, dan metode manufaktur untuk memenuhi standar kualitas tertinggi serta persyaratan operasional yang menuntut untuk berbagai lingkungan yang menantang.
FITUR
- Menampung 49 pasukan atau 34 pasukan terjun payung
- Konsep bodi lebar dan kabin bertekanan
- Teknologi sayap tinggi untuk pengangkatan lebih tinggi dan tarikan lebih rendah
- Performa Lepas Landas dan Mendarat (STOL) yang singkat
- Lepas landas dan mendarat di landasan tak beraspal
- Bongkar muat mudah melalui pintu jalan belakang
- Misi keserbagunaan tinggi dan konfigurasi perubahan cepat
- Teknologi dek penerbangan canggih
- Desain yang kuat
- Keandalan tinggi dan perawatan mudah
- Konsumsi bahan bakar yang ekonomis
3. CN235-220 Special Mission
Pesawat CN235-220 adalah platform yang telah terbukti untuk melakukan spektrum misi khusus yang luas termasuk Pencarian dan Penyelamatan (SAR), kontrol Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), pencegahan dan pengendalian pencemaran laut, pengawasan dan keamanan maritim, Anti-Surface Warfare (ASuW) dan Peperangan Anti-Kapal Selam (ASW).
Dari pengalaman sebelumnya, CN235-220 MPA berperalatan lengkap dapat bertahan maksimal selama 11 jam, sementara waktu di stasiun pada 200 NM lebih dari sembilan jam.
Kemampuan Misi
Tidak hanya untuk melindungi kedaulatan negara manapun, CN235-220 MPA kami juga dapat menawarkan berbagai kemampuan misi Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (ISR) seperti:
- Patroli Perbatasan dan ZEE
- Pengendalian Perikanan Ilegal
- Pengendalian Pencemaran Laut
- Perlindungan Maritim/Lingkungan
- Kontrol Anti Penyelundupan
- Kontrol Imigrasi
- Cari dan Selamatkan
- Kemampuan misi MPA tersebut di atas dapat ditingkatkan menjadi pesawat Anti-Surface Warfare (ASuW) dan Anti-Submarine Warfare (ASW).