Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Ende menilai perkembangan infrastruktur telekomunikasi di wilayahnya telah memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pengembangan sejumlah sektor unggulan di wilayahnya.
Bupati Ende, Djafar H. Achmad, mengatakan bahwa Kabupaten Ende menduduki peringkat ketiga di antara kota/kabupaten di Nusa Tenggara Timur dalam hal digitalisasi usaha kecil dan menengah atau UKM.
“Walau presentasi masih 37 persen, tapi kami ranking ketiga di NTT,” ungkapnya kepada Tim Jelajah Sinyal, Bisnis Indonesia, yang berkesempatan untuk bersilaturahmi di kantor pemerintahan Kabupaten Ende, Senin (31/10/2022).
Menurutnya, saat ini sudah banyak UKM di Ende yang sudah memanfaatkan layanan digital untuk pengembangan usaha. UKM itu bergerak di berbagai bidang terutama pengolahan hasil pangan, perikanan dan tenun ikat.
Di bidang pemerintahan, jelas dia, saat ini belanja pemerintah daerah juga dimudahkan dengan digitalisasi UKM. Pasalnya, jelas dia, pemda bisa memanfaatkan layanan jasa pembiayaan dari perbankan untuk transaksi dengan UKM yang sudah menggunakan pembayaran digital.
“Pemda kan bayarnya lama ke UKM. Nanti bank bayar dahulu ke UKM itu. Pemda kredit ke bank 3 bulan dan tidak ada bunga. Bank nanti yang menagih ke pemda, sehingga ekonomi [UKM] hidup,” jelasnya.
Di sektor kesehatan, Djafar menilai saat ini seluruh rumah sakit sudah memanfaatkan layanan digital. Hal ini memudahkan pencatatan sipil bagi anak-anak yang lahir di rumah sakit. Menurutnya, seluruh layanan Posyandu juga terhubung dengan internet sehingga pencatatan data perkembangan anak bisa terpantau.
Layanan ini, sebutnya, menjadi penting untuk mencegah stunting. “Begitu anak lahir di RS, langsung dapat NIK [nomor induk kependudukan] dari Dukcapil.”
Hal serupa terjadi di sektor pendidikan Ende, yang juga menjadi lokasi pelajar.
“Kalau pendidikan, kami sudah melaksanakan ujian berbasis komputer. Tidak manual lagi. Apalagi, Ende ini kota pelajar sejak dulu,” pungkasnya.
Oleh karena itu, Pemkab Ende berharap Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) terus meningkatkan jangkauan layanan di wilayahnya.
Djafar mengatakan pada tahun ini BAKTI telah mengembankan proyek jaringan infrastruktur di 59 titik di Kabupaten Ende. Kendati begitu, dia mengakui bahwa masih terdapat sejumlah lokasi tanpa sinyal atau blankspot di wilayah tersebut.
Dia pun berharap dukungan pemerintah melalui BAKTI untuk terus memperluas ketersediaan jaringan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di Kabupaten Ende.
“Kami berharap ke depan masih ada penambahan jaringan infrastruktur di titik-titik yang masih tanpa sinyal [blankspot],” jelas Djafar.