Bisnis.com, JAKARTA - PT Berca Hardayaperkasa berencana menutup layanan internet bergerak mereka, Hinet, per 16 November 2022. Dengan ditutupnya layanan internet tersebut, maka para pelanggan Hinet yang terdapat di 8 wilayah tidak bisa lagi mengakses layanan.
Meski menutup layanan seluler yang dimiliki, Berca Hardayaperkasa masih memiliki sejumlah solusi teknologi, seperti solusi data analitik, kecerdasan buatan, solusi infrastruktur IT, dan lain sebagainya, yang siap ditawarkan kepada masyarakat. Lantas seperti apa profil dari Berca Hardayaperkasa?
Dilansir dari laman resminya yang dikutip, Selasa (15/11/2022), Berca Hardayaperkasa (BHp) adalah salah satu dari puluhan perusahaan yang beroperasi di bawah Manajemen Perusahaan Grup Central Cipta Murdaya (CCM), milik konglomerat Murdaya Widyawimarta Poo atau biasa dipanggil Murdaya Poo.
Pada 2019, Forbes mencatat Murdaya sebagai orang terkaya peringkat 1.605 di dunia dan termasuk dalam 50 orang terkaya di Indonesia pada 2018. Murdaya adalah suami dari Siti Hartati yang juga merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia pada masanya.
CCM memiliki enam pilar Lini Bisnis, yaitu Teknologi Komunikasi Informasi, Properti, Rekayasa – Konstruksi – Manufaktur, Sumber Daya Alam, Alat Berat dan Ritel & Manufaktur Fashion, CCM beroperasi di berbagai negara seperti Indonesia, Singapura dan Amerika Serikat, dan kantor pusat di Jakarta, dan memiliki lebih dari 30.000 karyawan.
BHP memiliki menawarkan solusi dan layanan digital yang didukung oleh ekosistem yang luas dan memanfaatkan kekuatan infrastruktur IT seperti hyper-converged, omni-cloud, IoT/edge computing melalui Jaringan LoRA/4G dan 5G, pengukuran dan pemantauan, komputasi kognitif dan kecerdasan buatan, otomatisasi proses robot, manajemen dan analitik data perusahaan, perencanaan sumber daya perusahaan, aplikasi bisnis, dan teknologi baru lainnya.
Berca memiliki pengalaman lebih dari empat dekade melayani pelanggan bisnis kecil hingga perusahaan dan pelanggan global di seluruh industri vertikal.
Meski memiliki banyak layanan, Berca terpaksa menutup layanan seluler milkinya, Hinet. Berca mengoperasikan Hinet dengan menggunakan pita frekuensi 2,3 GHz dan lisensi non-nasional.
Berca hanya melayani 8 dari 15 zona di pita 2,3 GHz, yaitu Sumatra bagian utara dan Kepulauan Riau (Kepri), Sumatra bagian tengah, Sumatra bagian selatan, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan, Kalimantan bagian barat, dan Kalimantan bagian timur.