Bisnis.com, JAKARTA - Anaplan membidik pasar Indonesia di beberapa sektor industri dengan mengandalkan pendekatan connected planning.
Regional Vice President, Indonesia and Thailand Anaplan Magdalena Hendrata mengatakan pengembangan bisnis perusahaan akan membidik industri seperti telekomunikasi, Barang Kemasan Konsumen (CPGs), sektor publik, manufaktur, logistik, dan teknologi.
"Indonesia adalah pasar utama kami," kata Hendrata, Sabtu (29/10/2022).
Dia menjelaskan connected planning adalah solusi perencanaan dan analisa yang menggabungkan aspek data, perencanaan, dan kolaborasi (manusia) secara real-time dalam satu platform di seluruh fungsi bisnis seperti keuangan, penjualan, supply chain, dan banyak lagi.
Menurutnya, kemampuan untuk merespons secara cepat terhadap kondisi pasar dan hal-hal eksternal lainnya perlu dilengkapi dengan teknologi perencanaan yang dinamis. Perencanaan yang memiliki kemampuan untuk melakukan prediksi.
Dengan demikian, lanjuntya, perusahaan sekarang dapat lebih strategis dengan memanfaatkan platform perencanaan yang memiliki kemampuan prediksi dan belajar mandiri.
Perusahaan dapat meninggalkan perencanaan bisnis yang statis, yang belum dilengkapi dengan kemampuan untuk merespon secara cepat terhadap kondisi pasar dan peristiwa eksternal yang dinamis.
Hendrata menyebut dorongan untuk transformasi digital sudah ada jauh sebelum pandemi global dan Covid-19 hanya mempercepat tren adopsi Software-as-a-Service (SaaS) dikarenakan tenaga kerja yang tidak stabil dan fluktuasi pasar yang tidak terduga mengancam untuk menghentikan operasi sehari-hari.
Adapun, untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan beralih ke teknologi untuk mengkoordinasikan aktivitas perencanaan di seluruh departemen SDM, keuangan, penjualan, pemasaran, dan supply chain.
Sebagai teknologi melalui Connected Planning memungkinkan, meningkatkan, dan mempercepat proses-proses yang dijelaskan diatas. Bisnis dapat meningkatkan nilai dalam optimalisasi sumber daya dan biaya, menghasilkan arus kas, dan pertumbuhan yang menguntungkan.
"Kami saat ini berfokus untuk membantu organisasi di Indonesia membuat perubahan strategis dalam pendekatan mereka terhadap perencanaan. Dari proses yang sangat statis ke model yang lebih dinamis," ujarnya.
Pemimpin bisnis dapat memitigasi risiko, mengoptimalkan sumber daya, dan beralih ke peluang baru secara langsung. Ini sangat relevan dalam lingkungan bisnis saat ini saat organisasi dihadapkan dengan volatilitas pasar dan ketidakpastian bisnis.