Dibayangi Resesi, Investor Bakal Selektif Salurkan Dana ke Startup

Rika Anggraeni
Kamis, 27 Oktober 2022 | 20:28 WIB
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – BNI Modal Ventura menilai investor masih memiliki minat untuk berinvestasi ke perusahaan rintisan (startup) meski perekonomian global terancam mengalami resesi pada 2023.

Chief Executive Officer BNI Modal Ventura Eddi Danusaputro mengatakan investor masih memiliki likuiditas yang cukup baik. Kendati demikian, dia menilai investor akan lebih selektif dalam menyalurkan dana ke perusahaan startup pada tahun depan.

“Apakah investor masih minat investasi? Iya. Actually, liquidity kita masih cukup banyak, baik domestik maupun asing, tapi kita akan menjadi lebih selektif,” kata Eddy dalam media briefing ‘RUU PPSK: Membangun Fondasi Kebijakan Fintech yang Sustainable’ secara daring, Kamis (27/10/2022).

Eddi yang sekaligus sebagai Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) itu mengungkapkan bahwa beberapa investor mengalami peningkatan cost of capital atau opportunity cost untuk berinvestasi pada startup, karena terdapat instrumen investasi lain yang bisa menghasilkan return lebih tinggi.

“Jadi ujung-ujungnya kita menjadi lebih selektif. Kita juga banyak yang masih wait and see karena resesi perekonomian global berpotensi membuat valuasi menurun, sehingga mereka akan menunggu sampai valuasinya menjadi lebih tinggi,” ungkapnya.

Adapun, Eddy menyampaikan bahwa investor juga masih berminat pada startup di beberapa sektor yang dinilai mampu bertahan selama pandemi Covid-19. Namun juga mampu bertahan di tengah resesi.

Contoh [sektor yang terbukti resilient], fintech akan selalu tetap dibutuhkan, agri karena itu masalah ketahanan pangan, food tech, dan health tech akan tetap diminati,” ujar Eddi.

Sementara itu, ada pula beberapa sektor yang diproyeksikan bakal kurang diminati investor, seperti e-commerce, terutama yang berhubungan dengan pembelian atau barang-barang yang dianggap kurang esensial di tengah resesi. 

“Tapi kalau misalnya e-commerce berkurang, itu dampaknya ke mana-mana. Kita sih jujur mungkin melihat sebagian investor masih agak terlalu early, meskipun sudah ada tren atau Indonesia juga tidak mengalami resesi saat ini karena pertumbuhan masih baik tapi kita wait and see. Kita monitor terus,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper