Blibli dan Tiket.com Resmi Gabung, Sinyal IPO Makin Kuat?

Khadijah Shahnaz
Minggu, 16 Oktober 2022 | 16:53 WIB
Aplikasi Blibli Tiket - Youtube Blibli.com
Aplikasi Blibli Tiket - Youtube Blibli.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) menilai dengan terbentuknya ekosistem Blibli Tiket dari tiga entitas Grup Djarum, yaitu Blibli, Tiket.com dan Ranch Market akan semakin menguntungkan.

Bendahara Amvesindo sekaligus Managing Partner Ideosource VC Edward Ismawan Chamdani mengatakan dengan adanya Grup Djarum di belakang tiga perusahaan tersebut, tentunya sinergi dan kolaborasi antara perusahaan menjadi agenda yang saling menguntungkan dalam beberapa hal.

"Pertama, customer lifetime values yang makin tinggi, karena makin banyaknya touch points dan data pelanggan makin bisa dianalisis lebih banyak sehingga insights terhadap customer profile dan behaviour makin kaya," kata Edward kepada Bisnis, Minggu (16/10/2022)

Blibli, startup e-commerce milik Grup Djarum dikabarkan akan segera melantai di Bursa oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Ketika ditanya terkait rencana Initial Public Offering (IPO), Blibli masih enggan memberikan tanggapan.  

Amvesindo melihat dengan mergernya ketiga perusahaan ini akan menarik investor ritel dan asset management untuk berpartisipasi dalam rencana IPO tersebut.

"Makin besar ekosistem perusahaan yang akan IPO, makin banyak investor dan asset management yang bisa berpartisipasi," ujarnya.

Dalam kanal YouTube resminya, Blibli menyampaikan Blibli Tiket merupakan sebuah ekosistem yang terdiri dari e-commerce yakni Blibli, aplikasi penyedia segala macam tiket Tiket.com, dan supermarket melalui ranch market.

Belum lama ini pun, Direktur Celios Bhima Yudhistira menilai rencana IPO perusahaan digital di tengah ekonomi global tengah mengarah pada resesi sebenarnya hal yang menarik. Hal ini dikarenakan dua hal yaitu pertama, arus modal asing di pasar saham masih tercatat nett buy Rp72,8 triliun di seluruh pasar. 

Artinya, investor masih memandang pasar saham di Indonesia cukup resilience dalam menghadapi guncangan eksternal karena besarnya jumlah konsumen dan berada di usia produktif. 

"Demografi kita cukup baik sebagai basis pasar," ujar Bhima ketika dihubungi Bisnis, pada Senin (10/10/2022) 

Kedua, investor tetap tertarik mendanai beberapa perusahaan rintisan (startup) yang melantai di bursa dengan catatan performa keuangan berada di atas rata rata.

Bhima pun menilai sebelumnya investor publik lebih mengejar perusahaan digital dengan valuasi jumbo, sedangkan saat ini investor publik lebih realistis.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper