Intel akan PHK Ribuan Karyawan Imbas Penjualan PC Turun

Khadijah Shahnaz
Rabu, 12 Oktober 2022 | 16:05 WIB
Ilustrasi Intel generasi ke-8
Ilustrasi Intel generasi ke-8
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Intel Corp. dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran untuk memangkas biaya dan  mengatasi pasar komputer pribadi yang saat ini tersendat.

Dilansir dari Bloomberg, Rabu (12/10/2022), PHK akan diumumkan pada akhir bulan ini bersamaan dengan dirilisnya laporan pendapatan kuartal III/2022 pada 27 Oktober. Sebagai informasi sampai dengan Juli, Intel memiliki karyawan sebanyak 113.7000.

Berdasarkan sumber Bloomberg, beberapa divisi termasuk sales dan marketing diperkirakan akan dipangkas sekitar 20 persen karyawannya.

PHK ini pun bisa disebabkan oleh penurunan tajam dalam permintaan prosesor PC, yang merupakan bisnis utama Intel. Selain itu Intel juga kalah dalam memenangkan kembali pangsa pasar dari pesaing seperti Advanced Micro Devices Inc. 

Pada bulan Juli lalu pun, Intel telah memperingatkan bahwa penjualan tahun 2022 akan menjadi sekitar US$11 miliar atau lebih rendah dari target sebelumnya.

Adapun dalam press conference pendapatan kuartal kedua, Intel mengakui bahwa pihaknya akan membuat perubahan untuk meningkatkan keuntungan.

“Kami juga menurunkan biaya inti pada tahun kalender 2022 dan akan mengambil tindakan tambahan pada paruh kedua tahun ini,” kata Chief Executive Officer Intel Pat Gelsinger.

Intel, yang berbasis di Santa Clara, California, menolak berkomentar tentang PHK tersebut. Gelombang PHK besar terakhir intel terjadi pada tahun 2016, ketika Intel memangkas sekitar 12.000 pekerjaan, atau 11 persen dari totalnya.

Adapun Intel telah melakukan pemotongan yang lebih kecil sejak saat itu dan menutup beberapa divisi, termasuk modem seluler dan unit drone.

Seperti banyak perusahaan di industri teknologi, Intel juga membekukan perekrutan awal tahun ini, ketika kondisi pasar memburuk dan kekhawatiran resesi tumbuh.

Bloomberg menilai Pat Gelsinger yang sudah memimpin Intel sejak tahun lalu telah bekerja untuk memulihkan reputasi perusahaan sebagai legenda Silicon Valley.

Namun, bahkan sebelum penjualan PC merosot, memperbaiki reputasi Intel merupakan perjuangan yang berat. Hal ini dikarenakan Intel telah kehilangan keunggulan teknologi yang telah lama dipegangnya, para eksekutifnya sendiri mengakui bahwa budaya inovasi perusahaan sudah memudar dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan laporan IDC, penjualan PC pada kuartal III ini turun 15 persen dari tahun sebelumnya. HP Inc., Dell Technologies Inc, dan Lenovo Group Ltd., yang menggunakan prosesor Intel di laptop dan PC desktop mereka, semuanya melaporkan penjualannya mengalami penurunan tajam.

Rencana Intel melakukan PHK dinilai canggung apalagi perusahaan tengah melobi besar-besaran untuk tagihan stimulus chip senilai US$52 miliar tahun ini. Selain itu, perusahaan sebelumnya juga mengungkapkan rencana memperluas manufakturnya di AS. Kabarnya Intel merencanakan pembangunan pusat pembuatan chip terbesar di dunia ke Ohio, Amerika Serikat.

Pada saat yang sama, perusahaan berada di bawah tekanan kuat dari investor untuk menopang keuntungannya. Saham perusahaan juga jatuh lebih dari 50 persen pada tahun 2022, dengan penurunan 20 persen terjadi pada bulan lalu saja.

Terlebih dengan ketegangan AS dengan China juga telah mengaburkan masa depan industri chip. Pemerintahan Biden mengumumkan pembatasan ekspor baru pada hari Jumat lalu, membatasi apa yang dapat dijual oleh perusahaan teknologi AS ke negara Asia.

Chief financial officer Intel David Zinsner mengatakan setelah laporan kuartal III/2022 keluar akan ada peluang besar bagi Intel untuk meningkatkan dan memberikan output maksimum.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper