Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan teknologi
5G berpeluang memiliki sejumlah ancaman
siber.
Ketua APJII Wilayah DKI Jakarta, Tedi Supardi Muslih mengatakan ancaman teknologi
5G yang diprediksi muncul antara lain ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
Menurutnya, seluruh pemangku kepentingan harus bekerja sama dan memastikan standar keamanan dalam penerapan teknologi 5G tersebut agar tidak kecolongan di kemudian hari.
"Industri dan segenap pemangku kepentingan juga harus memastikan standar keamanan dalam penerapan teknologi terbaru dan memberikan jaminan keamanan terhadap kepentingan masyarakat dan bangsa Indonesia," tuturnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (27/8).
Dia berpandangan PentaHelix juga harus dioptimalkan oleh para pemangku kepentingan, sehingga teknologi 5G tidak lagi jadi ancaman bagi Indonesia.
PentaHelix sendiri, menurut Tedi adalah kolaborasi berbagai pihak antara lain academy, business, community, goverment dan media (ABCGM).
"Pemerintah telah menggaungkan rencana untuk penerapan transformasi digital di Indonesia. Hal tersebut tentu perlu didukung dengan layanan internet yang berkualitas. Baik secara coverage area maupun kecepatan aksesnya," katanya.
Teknologi 5G diperkirakan akan merubah peta industri di Indonesia karena
akses 5G menawarkan kecepatan 10-100 kali lebih cepat dibandingkan jaringan 4G, serta serta memiliki latensi yang super rendah (
ultra low latency). Saat ini, rata-rata kecepatan Internet di Indonesia masih terbilang rendah dibanding di negara lainnya di dunia.
Dalam perkembangan lain, Malaysia dan Indonesia menjajaki kerja sama bidang informasi dan telekomunikasi serta industri kreatif.
Menteri Komunikasi dan Multimedia Malaysia Tan Sri Annuar Musa, Minggu (21/8/2022), mengatakan penjajakan dilakukan dalam pertemuan dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno secara terpisah di Jakarta.
Masalah keamanan siber, ekonomi digital, status peningkatan layanan 4G dan 5G, layanan penyiaran melalui satelit, serta kerja sama di bidang industri kreatif, khususnya film, menjadi pembahasan dalam pertemuan, ujar dia.
Ia juga melakukan kunjungan ke Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) untuk menjajaki potensi kerja sama di bidang telekomunikasi, satelit dan 5G melalui berbagi inisiatif di Malaysia terkait implementasi 5G dan layanan siaran satelit di bawah pengelolaan Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (SKMM).