Bisnis.com, JAKARTA - NetApp, perusahaan perangkat lunak data-centric berbasis cloud global, menyederhanakan operasi hybrid cloud dengan pengembangan perlindungan ransomware.
Senior VP Cloud Volumes Services NetApp Ronen Schwartz mengatakan kemampuan baru ini mencakup pengembangan perlindungan ransomware, penyimpanan cloud hybrid dalam satu kali berlangganan, manajemen terpadu dalam antarmuka pengguna tunggal, dan kolaborasi erat dengan VMware untuk membantu mentransisi beban kerja ke cloud.
"Kini, NetApp menghadirkan pengalaman multicloud hybrid yang lebih terpadu dan konsisten, memungkinkan pelanggan untuk menjalankan dan mengelola satu platform yang terbentang dari lokal hingga cloud publik terbesar di dunia," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (14/6/2022).
Dia menuturkan ketika perusahaan memperoleh layanan cloud publik untuk menambah pusat data lokal yang ada, infrastruktur gabungan ini menjadi lebih berbeda, tidak konsisten, dan terfragmentasi dari waktu ke waktu. Silo multicloud ini lebih kompleks untuk dikelola karena terkait dengan beberapa lingkungan yang berbeda.
Menurutnya, dengan penyederhanaan manajemen dan konsumsi NetApp, organisasi dapat menikmati peningkatan keamanan, pengelolaan, kecepatan operasi, dan penghematan biaya.
Pada akhirnya, memungkinkan mereka untuk lebih responsif terhadap kebutuhan bisnis yang berkembang dengan memberikan kemampuan lebih cepat, dan menjaga data tetap tersedia dan terlindungi, tak peduli di mana data itu berada.
Sementara itu, Senior Vice President dan General Manager, NetApp Asia Pacific & Japan Sanjay Rohatgi mengatakan peluncuran tersebut menjawab tantangan yang dihadapi organisasi di seluruh Asia Pasifik dalam dua tahun terakhir.
"Mencakup kompleksitas manajemen, risiko keamanan, dan migrasi yang rumit dari beban kerja ke cloud," ujarnya.
Munculnya ransomware beberapa tahun terakhir merupakan masalah yang terus berkembang bagi perusahaan. IDC’s 2021 Ransomware Study: Where You Are Matters! menemukan bahwa lebih dari sepertiga organisasi di seluruh dunia telah mengalami serangan atau pelanggaran ransomware yang memblokir akses ke sistem atau data dalam 12 bulan sebelumnya.