Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia pada Kabinet Kerja (2014–2019) Rudiantara menyampaikan, meskipun fenomena perusahaan rintisan (startup) tengah diterpa badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), tetapi arus investor masih potensial untuk mengalir.
Meski begitu, Rudiantara menekankan aliran suntikan dana akan bermuara kepada startup yang memiliki model bisnis yang jelas, sebab investor saat ini tidak akan menanam investasi dengan sembarang.
Bahkan, menurutnya startup yang valuasi hanya kepada traksi (traction), seperti mengacu pada jumlah pengunduh aplikasi dan pelanggan akan segera ditinggalkan.
"Kalau upaya menuju profitabilitas perusahaannya jelas, maka bagi investor itu tidak ada masalah, mereka akan sabar menunggu, sebab valuasi startup tidak hanya traction, tetapi dihitung berdasarkan EBITDA. Jadi, orientasinya investor berubah, startup harus menyesuaikan pola pikirnya investor," ujarnya kepada wartawan, Minggu (5/6/2022).
Lebih lanjut, Rudiantara mengatakan modal ventura akan tetap berinvestasi kepada peruashaan rintisan lantaran memang merupakan bagian dari ekosistem perusahaan rintisan
"Namanya venture capital (modal ventura) itu harus tetap investasi, kalau tidak nanti dia dituntut," katanya.
Sementara itu, Rudiantara melihat iklim startup terus mengalami pertumbuhan yang dipicu masa pandemi Covid-19, di mana perusahaan bergelar unicorn makin tumbuh bergeliat yaitu ada sembilan startup yang lahir saat masa pandemi Covid-19.