Investasi Telkom di GoTo Rugi, Apakah Ini Wajar?

Anitana Widya Puspa
Selasa, 24 Mei 2022 | 06:26 WIB
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). GoTo meraih dana Rp15,8 triliun dari IPO dan penjualan saham treasury./Istimewa
Seremoni pencatatan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) di Bursa Efek Indonesia, Senin (11/4/2022). GoTo meraih dana Rp15,8 triliun dari IPO dan penjualan saham treasury./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kerugian investasi dalam bentuk unrealized loss seperti yang dialami oleh PT Telkom Indonesia Tbk. di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) merupakan hal yang wajar.

Pakar Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Eddy Junarsin menilai sistem akuntansi saat ini mewajibkan kerugian yang belum direalisasi dari surat berharga, yang disebabkan oleh turunnya harga pasar, harus dicantumkan dalam laporan rugi laba meskipun sekuritas tersebut belum dijual.

“Itu kan ada pendapatan, kemudian ada biaya-biaya, laba operasional, pajak, laba bersih atau kerugian bersih. Nah, setelah itu ada satu item yang namanya other comprehensive income. Di situlah harus ditampilkan. Jadi ada unrealized loss in marketable securities," ujarnya dalam keterangan dikutip, Senin (23/5/2022).

Dia mencontohkan misalnya saham GoTo yang pada saat pelaporan negatif Rp881 miliar. Kondisi tersebut harus ditampilkan di other comprehensive income.

Eddy menambahkan Telkom tentunya memiliki tujuan dan strategi khusus ketika memilih GoTo sebagai target investasinya, termasuk durasi waktu investasinya. Ia meyakini, sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Telkom memiliki horizon investasi jangka panjang di GoTo. Itu sebabnya, unrealized loss yang terjadi pada kuartal I/2022 berpotensi untuk mengalami rebound pada masa depan.

“Kemarin ini kan sudah rebound, bulan depan mungkin sudah tembus diatas Rp300 lagi, pasar saham selalu dinamis. Jadi kalau untuk jangka panjang, ada harapan investasi Telkom itu akan naik,” tuturnya.

Sebagai ekosistem teknologi Indonesia, GoTo dinilai punya model bisnis yang solid dan sulit ditiru. Dengan tiga pilar utama bisnis yaitu application on demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia) dan layanan keuangan (GoTo Financial), perusahaan dengan lebih dari 13 juta mitra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini memiliki progres pertumbuhan bisnis yang sangat cepat.

Sejak bergabungnya Tokopedia dalam ekosistem ini pada Mei 2021, lonjakan pendapatan GoTo semakin tinggi. Integrasi bisnis yang melibatkan tiga pilar layanan di GoTo juga semakin matang dan menjadi solusi bagi kebutuhan masyarakat.

Beberapa sekuritas dalam risetnya memproyeksikan pendapatan GoTo akan melompat lebih tinggi dalam dua tahun ke depan. Trimegah Sekuritas dalam riset yang terbit 18 Mei 2022 menghitung, potensi pendapatan GoTo tahun ini akan menyentuh Rp9,51 triliun, naik hampir dua kali lipat daripada 2021 sebesar Rp5,23 triliun.

Efek pemulihan ekonomi akan dirasakan pada 2023 dengan proyeksi pendapatan GoTo mencapai diatas Rp16 triliun. Sementara dalam proyeksi Danareksa Sekuritas, tahun ini pendapatan GoTo bisa mencapai Rp11 triliun dan melesat jadi Rp16 triliun tahun depan.

Selain Telkom, sejumlah perusahaan besar juga telah berinvestasi di saham GoTo. Sebagai contoh PT Astra International Tbk (ASII), Group Djarum dan sejumlah entitas bisnis besar lainnya. Bahkan PT Unilever Group membentuk joint venture dengan Gojek Group (GoTo) dengan membentuk platform digital B2B yaitu GoToko.

Entitas bisnis lainnya adalah kolaborasi antara Gojek Group dan TBS Energi Utama dengan membentuk Electrum, sebuah perusahaan patungan yang dilahirkan untuk mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper