Bisnis.com, JAKARTA - Produsen teknologi dari China, Xiaomi mengumumkan penurunan laba pada kuartal I/2022. Penurunan ini merupakan pertama kali semenjak Xiaomi diluncurkan.
Dilansir dari Bloomberg, pada kuartal I/2022 Xiomi mencatatkan laba 73,4 miliar yuan atau senilai Rp160 triliun atau turun 4,6 persen jika dibandingkan laba pada kuartal I/2021 76,9 miliar atau senilai Rp 167 triliun.
Adapun, pada kuartal sebelumnya yaitu IV/2021 Xiaomi mengalami penurunan 14,3 persen. Di mana pada kuartal IV/2021 laba Xiomi mencapai 85,6 miliar atau senilai Rp 186 triliun.
President Director Xiomi Corporation Wang Xiang mengatakan penurunan laba ini disebabkan adanya lockdown yang terjadi di kota besar China seperti Shanghai.
"Pandemi Covid di China sangat mempengaruhi operasi dan logistik kami. Itu juga melukai keinginan konsumen untuk membeli telepon," ujar Wang dikutip dari Bloomberg.
Selain adanya lockdown di China, adanya peperangan antara Rusia dan Ukraina juga menyebabkan raksasa ponsel ini mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan dengan adanya lockdown dan perang geopolitik ini akan mengurangi 200 juta unit pengiriman smartphone secara global.
Hal ini diungkapkan oleh Co-CEO Semiconductor Manufacturing International Corporation Zhao Hajiun. Di mana dari 200 juta smartphone ini sebagiannya merupakan smartphone Xiaomi.Zhao pun mengatakan pada kuartal II/2022 diharapkan kondisi penjualan smartphone di China kembali membaik.
Adapun, Xiaomi berusaha untuk menurunkan ketergantungannya pada smartphone. Xiomi dikatakan mencoba meningkatkan penjualan perangkat yang terhubung, seperti AC seharga US$1.000 dan bel pintu seharga US$40.
Hal ini dikarenakan dalam laporan keuangan kuartal I/2022, Xiaomi mencatatkan penyumbang terbesar laba berasal dari Smartphone. Smartphone menyumbang pendapatan sebanyak Rp100 triliun atau 45,8 miliar. Sedangkan bisni IoT dan barang elektronik lainnya memberikan laba sebanyak Rp 42 triliun atau 19,5 miliar yuan.