Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (Askalsi) menilai terjadinya gangguan SKKL Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) milik PT Telkom Indonesia rute Merauke-Timika bisa memberikan efek domino.
Sekretaris Jenderal Askalsi Resi Y. Bramani mengatakan SKKL merupakan jaringan telekomunikasi tulang punggung yang memuat trafik data sangat besar. Jika mengalami kerusakan, sambungnya, akan berdampak pada layanan pemerintah kepada masyarakat yang saat ini serba daring.
"Jadi kerusakan SKKL yang mengalami kerugian tidak hanya dirasakan oleh operatornya dari segi materiil, tetapi akan memberikan efek domino kepada gangguan layanan terhadap pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha yang nilainya jauh lebih besar," kata Resi, Rabu (11/5/2022).
Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadi gangguan SKKL tersebut, seperti aktivitas vulkanik bawah laut, pergeseran struktur bawah laut seperti gempa bumi, longsor, adanya vandalisme, hingga jangkar kapal jika berada di perairan dangkal.
Upaya mitigasi pun akan sulit dilakukan jika kerusakan disebabkan oleh faktor alam atau bencana.
"Biasanya untuk menghindari faktor alam ini, dilakukan pada saat perencanaan jalur SKKL-nya [DTS dan Marine Survey]. Jika [kerusakan] karena faktor manusia, untuk kapal-kapal dilarang untuk mematikan Sistem Identifikasi Otomatis atau Automatic Identification System [AIS], pemasangan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran [SBNP], dan melakukan patroli di laut," ungkap Resi.
Baca Juga Kemenkominfo-Telkom Siapkan Jaringan Alternatif di Merauke-Timika, Efektif Atasi Kerusakan SKKL? |
---|
Meski begitu, dia menilai upaya mitigasi yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama PT Telkom saat ini dengan menghadirkan jaringan alternatif cukup efektif untuk menghindari black out.
Namun, kecepatan akses dan kapasitasnya akan berkurang sangat drastis meskipun layanan telepon dan internet masih bisa diakses.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan gangguan SKKL ini akan memengaruhi kualitas layanan telekomunikasi dan berdampak terhadap kualitas layanan akses internet di wilayah Papua.
Apalagi, sebut dia, saat terjadi gangguan SKKL Merauke-Timika, kapasitas kebutuhan trafik diperkirakan sebesar 42 GB.
"Dengan begitu, Kemenkominfo dan PT Telkom Indonesia telah menyiapkan jaringan alternatif sebagai langkah mitigasi. Recovery dilakukan dengan memanfaatkan back up link sebesar 3,25 GB. Dari Palapa Ring sebesar 1,25 GB dan satelit sebesar 2 GB,” ujar Johnny.