Bisnis.com, JAKARTA - Longgarnya aturan mengenai penerapan internet di Indonesia berisiko membuat penyedia platform over-the-top (OTT) seperti Netflix hingga Disney+ Hotstar merugi.
Pengamat Komunikasi dan Media Digital dari Universitas Muhammadiyah Tangerang Rully Yose menilai, kehadiran Covid-19 dan banyaknya pembatasan aktivitas masyarakat selama ini hanya memberikan keuntungan sesaat bagi industri tersebut. Sebab, kini banyak masyarakat mulai beraktivitas kembali di luar rumah.
"Menurut saya, sebenarnya ini hanya keuntungan sesaat seiring perkembangan digital di Indonesia. Apalagi, longgarnya aturan dalam segala hal terkait internet, tentunya siapapun penyedia platform akan dirugikan," kata Rully, Rabu (27/4/2022).
Baca Juga Film dan Series di Netflix yang Tayang Mei: Stranger Things, Sound of Magic, hingga Nini Thowok |
---|
Menurutnya, segala hal mengenai internet masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di Tanah Air. Terkait dengan platform streaming, sambung Rully, terlihat dari banyaknya situs nonton film ilegal yang bermunculan.
Dengan begitu, lanjutnya, platfrom streaming resmi terpaksa bersaing dengan situs-situs tersebut. Padahal, biaya untuk menjadikan sebuah platform legal tidaklah murah.
"Di sisi lain, perlindungan dari situs-situs ilegal tidak ada. Ini nggak ada bedanya dengan persaingan toko kaset/CD/DVD original dengan penjual eceran bajakan," imbuhnya.
Sebelumnya, platform streaming terbesar Netflix mencatatkan penurunan pelanggan hingga 200.000 orang pada kuartal I/2022. Bahkan, harga saham Netflix turun drastis sampai 35 persen yang menyebabkan perusahaan tersebut kehilangan kapitalisasi pasar hingga US$50 miliar atau lebih dari Rp700 triliun pada perdagangan Rabu, pekan lalu waktu setempat.
Kabar buruk ini menurut Netflix terkait beberapa faktor, yaitu akibat makin ketatnya kompetisi serta sudah tidak diberlakukannya lagi berbagai pembatasan pandemi Covid-19 sehingga orang tidak lagi sering berada di rumah seperti sebelumnya.
Pertumbuhan pelanggan rumah tangga yang melambat juga memainkan faktor penting, apalagi ada fenomena sharing password ke teman atau keluarga yang tak serumah, sebuah praktik yang sebenarnya tidak diperbolehkan Netflix.
Sekadar informasi, Netflix saat ini memiliki 222 juta pelanggan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pelanggan mereka sempat meledak saat pandemi Covid-19 melanda dan banyak orang butuh hiburan di rumah.
Kendati demikian, bukan hanya Netflix yang mengalami penurunan saham, tetapi sejumlah platform streaming juga mengalami penurunan pada kuartal I/2022. Mulai dari Disney yang menurun hingga 5,5 persen, Roku di 6 persen, Paramount juga merosot hingga 8,6 persen, hingga Warner Bros dengan penurunan di 6 persen.