Bisnis.com, MATARAM - Google meluncurkan Environmental Insight Explorer (EIE), sebuah platform yang dikembangkan dengan menganalisis data pemetaan global secara komprehensif serta faktor-faktor standar untuk emisi gas rumah kaca (GRK), di wilayah Nusa Tenggara Barat.
Nusa Tenggara Barat menjadi wilayah pertama peluncuran EIE di Asia Tenggara. Dengan begitu, Data 91 kota dan wilayah di Nusa Tenggara Barat yang sudah tersedia di platform EIE.
Director Goverment Affairs and Public Policy Google Indonesia, Putri Alam mengatakan EIE akan membantu pemerintah lokal mengetahui tingkat emisi GRK dan bagaimana menanganinya.
“EIE akan membantu masyarakat mendapatkan pilihan yang ramah lingkungan dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya, bagaimana masyarakat mengetahui hotel mana saja yang telah mendapatkan sertifikasi ramah lingkungan yang didapatkan dari pihak ketiga," katanya dalam peluncuran platform Environmental Insight Explorer (EIE) oleh Google, Kamis (21/4/2022).
Diluncurkan pada 2018, EIE memanfaatkan sumber data unik dan kapabilitas pemodelan artificial intelligence (AI) Google untuk menghasilkan perkiraan tentang aktivitas, emisi, dan penurunan GRK untuk kemudian disediakan secara gratis. Platform ini juga dapat menunjukkan perkiraan emisi GRK dari bangunan dan transportasi.
Dalam satu dekade, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat ini telah berkomitmen membantu lebih dari 500 kota dan pemerintah lokal untuk mengurangi total 1 gigaton (atau satu miliar ton) emisi karbon per tahun hingga 2030 dan seterusnya.
Putri menambahkan, dengan menampilkan informasi lingkungan di platform yang mudah digunakan, Google ingin membantu para pengambil keputusan setempat dalam bekerja sekaligus merangsang penelitian baru tentang isu — dan solusi — dalam bidang lingkungan hidup untuk kota-kota di seluruh dunia. Saat ini, EIE dapat diakses para perencana kota di lebih dari 4.000 kota dan daerah di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengaku senang, karena data penting mengenai perkiraan emisi GRK tersedia bagi publik. Dengan begitu, melalui EIE, memungkinkan Pemprov NTB menggunakannya sebagai model kebijakan yang baik dalam memenuhi target SDG’s.
“Isu keberlanjutan tidak hanya datang dari pemerintah, tapi juga swasta. Seperti yang dilakukan Google dalam memberikan perspektif dalam mendukung penyusunan kebijakan keberlanjutan,” ujarnya.
Berdasarkan data Google, emisi dari transportasi di NTB telah turun dalam tiga tahun terakhir. Tercatat, pada 2020, emisi GRK tercatat sebesar 1,33 juta ton metrik karbon dioksida ekuivalen (tCO2), atau lebih rendah 51 persen dibandingkan dengan emisi GRK pada 2019 sebesar 2,74 tCO2.
Bagi para pemangku kepentingan yang tertarik memanfaatkan EIE, dapat membuka insights.sustainability.google/#request untuk mendaftar akses data.