Bisnis.com, JAKARTA – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) belum memutuskan untuk ikut terlibat dalam lelang pita frekuensi 700 MHz. Manajemen masih ingin fokus menata spektrum yang ada.
SVP-Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan akan terus mengkaji perihal rencana lelang oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) itu.
"Kami saat ini akan fokus dulu dengan menata spektrum yang kami miliki dan kita juga baru merger. Jadi kita akan memfokuskan diri dulu untuk spektrum yang ada," kata Steve, Senin (14/3/2022).
Meski begitu, dia mengaku akan terus melakukan kajian mengenai pemanfaatan frekuensi 700 MHz tersebut terutama untuk mengembangkan jaringan 5G.
Di sisi lain, sambung Steve, IOH juga tengah fokus dalam program integrasi jaringan usai merger. Manajemen menargetkan integrasi ini akan terwujud di seluruh Indonesia dalam satu tahun.
"Kami pasti akan mengkaji lelang itu, tapi kalau ditanya plan kami saat ini adalah fokus pada spektrum yang saat ini kami miliki hasil merger. Kita kan juga lagi integrasi network progresnya baru bulan ketiga. Planning kami dari setelah merger di tahun depan atau pas satu tahun [merger], integrasi selesai seluruh Indonesia. Dalam integrasi itu spektrum pun akan di manage. Itu yang jadi fokus kami," imbuhnya.
Sementara itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai berapapun harga pembukaan yang ditawarkan pemerintah untuk lelang pita frekuensi 700 MHz, pasti akan diminati oleh operator.
Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengatakan frekuensi 700 MHz diklaim sebagai golden frequency, sehingga berapapun harga pembukaan penawaran dari pemerintah, pasti tetap bisa menarik operator.
"Mekanisme lelang ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika [Kemenkominfo], termasuk harga pembukaan/awal penawaran. Akan tetapi harga penutupan lelang sangat mungkin berbeda jauh dari harga pembukaan apabila banyak operator yang ingin mendapatkan slot frekuensi tersebut, sebagaimana yang pernah terjadi di tahun 2017," ujarnya, Senin (14/3/2022).
Meski begitu, Arif menggarisbawahi bahwa besaran Biaya Hak Penggunaan (BHP) memang berkorelasi dengan kemampuan operator untuk meluncurkan jaringan 5G.