IBM: Industri Manufaktur Jadi Target Utama Penjahat Siber

Rahmi Yati
Kamis, 10 Maret 2022 | 14:48 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Laporan terbaru dari IBM Security X-Force Intelligence Index menyebutkan bahwa industri manufaktur menjadi industri yang paling ditargetkan oleh para penjahat siber secara global.

Meskipun phishing adalah penyebab paling umum dari serangan siber dalam satu tahun terakhir, IBM Security X-Force mengamati adanya peningkatan serangan siber sebesar 33 persen yang disebabkan oleh eksploitasi kerentanan perangkat lunak yang merupakan titik masuk paling diandalkan oleh pelaku ransomware selama 2021. 

Sementara di Asia, industri manufaktur mengalami serangan siber sebesar 29 persen, menduduki peringkat kedua industri yang ditargetkan pelaku. Berbeda dengan global, industri keuangan dan asuransi menjadi industri yang paling ditargetkan di Asia dengan serangan sebanyak 30 persen.

Menurut IBM, industri manufaktur mengalami serangan ransomware terbanyak yakni 23 persen pada 2021. Perusahaan mengatakan para pelaku ransomware berusaha untuk 'meretakkan' tulang punggung rantai pasokan global dengan serangan terhadap manufaktur.

"Ransomware ini sifatnya bisa menghancurkan dan me-lockdown atau mengunci data yang kita miliki, bahkan menghilangkan jejak, menghilangkan data kemudian sifatnya juga balik lagi ke dalam sistem IT sehingga menghancurkan infrastruktur yang sudah disiapkan dengan baik," kata President Director and Technology Leader IBM Indonesia Cin Cin Go dalam siaran pers dikutip Kamis (10/3/2022).

Cin Cin mengatakan keamanan siber memegang peranan yang penting agar sistem kritis dan informasi sensitif yang dimiliki suatu perusahaan atau organisasi tetap terlindungi.

Pasalnya, sambung dia, penjahat siber menyadari gangguan yang diberikan pada industri manufaktur akan menyebabkan rantai pasokan hilir menekan industri untuk membayar uang tebusan.

Dia menyebut, sebanyak 47 persen serangan siber terhadap manufaktur disebabkan oleh kerentanan unpatched software yang belum atau tidak bisa diatasi. Melihat hal ini, IBM turut menyoroti kebutuhan industri atau organisasi untuk memprioritaskan manajemen kerentanan.

"Perusahaan perlu memahami keamanan siber sebelum memutuskan untuk masuk ke dalam agenda transformasi digital, seperti memutuskan untuk menggunakan lebih banyak komputasi awan untuk mendukung bisnis," ucapnya.

Lebih lanjut dia menekankan, strategi keamanan siber harus dilakukan secara tepat mulai dari sisi sumber daya manusia, proses, hingga teknologi. Dia juga menggarisbawahi pentingnya perusahaan untuk mulai menjalankan strategi keamanan dengan segera disertai perencanaan yang tepat.

"Kapan sebenarnya kita harus memprioritaskan keamanan siber agenda ini. Sebenarnya jawabannya adalah kemarin. Kemarin harusnya sudah dipikirkan. Tapi kita harus memulai saat ini juga karena semua harus datang dengan plan yang tepat," imbuhnya.

Sebagai tambahan, laporan X-Force juga menyoroti rekor jumlah kerentanan tertinggi yang diungkapkan pada 2021, dengan peningkatan kerentanan dalam sistem kontrol industri sebesar 50 persen dari tahun ke tahun.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper