Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rintisan TaniHub atau PT Tani Hub Indonesia resmi menghentikan semua layanan B2C (Business to Consumers) sejak 1 Maret 2022.
Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group Bhisma Adinaya menyebut perusahaannya telah menghentikan operasional warehouse di Bandung dan Bali. Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan untuk mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan B2B (Business to Business).
"Dengan ditutupnya gudang tersebut, kami menghentikan juga seluruh kegiatan yang berkaitan dengan B2C [melayani konsumen perorangan atau rumah tangga] per tanggal 1 Maret 2022," ujarnya, Rabu (2/3/2022).
Bhisma mengatakan TaniHub ke depan hanya akan fokus dengan melakukan pelayanan B2B. Hal itu dirasa sebagai salah satu langkah yang perlu diambil perusahaannya untuk menghadapi berbagai tantangan dan memastikan pertumbuhan bisnis yang positif.
Selain itu, Bhisma tidak menampik bahwa tutupnya dua gudang di Bandung dan Bali telah mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sejumlah pekerja TaniHub.
"Kami menjamin seluruh hak pekerja yang terkena PHK terpenuhi dengan baik. Kami mengawal betul proses pemenuhan hak mereka," ujar Bhisma.
TaniHub mengeklaim hingga sebelum layanan B2C dihentikan, TaniHub Group memiliki lebih dari 1 juta konsumen yang terdiri dari B2C dan B2B. Mayoritas dari jumlah tersebut diakui sebagai konsumen perorangan (B2C).
Menurutnya, secara volume bisnis, B2C masih sangat kecil sebenarnya dan mayoritas bisnis kami dikontribusikan oleh B2B.
Bhisma mengatakan TaniHub ke depan akan fokus menjadi pemasok bagi hotel, restoran, catering dan cafe (Horeca). Lalu perusahaan juga menyasar modern trade yaitu supermarket, hypermarket, dan pasar swalayan.
"Kami juga akan jadi pemasok bagi UMKM seperti kios, warung, toko kelontong dan semacamnya," ujar Bhisma.
Sebagai informasi, sejak didirikan pada 2016 hingga saat ini, TaniHub Group telah bermitra dengan lebih dari 110.000 petani, yang di antaranya adalah 6.200 petani binaan TaniFund. Startup tersebut juga telah melayani pesanan di lebih dari 326 kecamatan di Jawa dan Bali.
TaniHub juga mengklaim telah mendukung lebih dari 1.300 usaha kecil dan menengah (UKM) melalui layanannya. Startup penyedia produk segar tersebut juga telah memperoleh pendanaan seri B senilai US$65,5 juta pada awal 2021 lalu.
Di sisi lain, TaniHub juga berencana untuk menambah jumlah mitra petani hingga menyentuh angka 1 juta petani. Jumlah tersebut ditargetkan akan mampu terpenuhi beberapa tahun ke depan.
Menurut Bhisma, dengan lebih fokus pada B2B, serapan di level petani lebih besar, karena volume permintaan B2B lebih besar dari B2C (volume permintaan B2B diklaim di level tonase).
"Nantinya, serapan hasil panen petani pun juga akan makin besar dan tentunya akan turut memperkuat sisi upstream kami," ujarnya.