Fuse Mampu Bukukan Premi Rp1,5 Triliun pada 2021

Ahmad Thovan Sugandi
Jumat, 28 Januari 2022 | 03:00 WIB
Ilustrasi startup/
Ilustrasi startup/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Fuse, startup insurtech, mampu membukukan pendapatan premi bruto (gross written premium/GWP) lebih dari US$105 juta atau sekitar Rp1,5 triliun pada 2021.

Angka tersebut menggambarkan kontribusi Fuse lebih dari 2 persen terhadap pangsa pasar asuransi umum di Indonesia. Meski mengalami berbagai tantangan di situasi sulit akibat pandemi Covid-19, Fuse mengeklaim berhasil mengembangkan pangsa pasar, serta meningkatkan kualitas platform dan layanan.

Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Fuse Andy Yeung menyebut, sepanjang 2021, model bisnis business to agent/broker (B2A) dan business-to-business-to-consumer (B2B2C) berkontribusi besar dalam pertumbuhan bisnis perusahaannya.

"Dengan layanan yang kami berikan, saat ini Fuse memiliki 27 kantor cabang di seluruh Indonesia," ujarnya dalam rilis, Kamis (27/1/2022).

Andy menjelaskan, sejak kuartal ketiga 2021, Fuse ditunjuk oleh Tokopedia sebagai satu-satunya insurtech yang mendukung semua kebutuhan asuransi umum di platform Tokopedia.

Hal ini menjadi bagian dari fokus Fuse pada kemitraan strategis untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap asuransi.

Kemitraan strategis juga dilakukan lewat kolaborasi dengan lembaga keuangan tradisional termasuk Maybank Finance, Wuling Finance, Simas Hana Finance dan Clipan Finance, dengan menawarkan produk asuransi konvensional.

"Kombinasi dari kanal digital dan konvensional membantu mengembangkan bisnis kami hingga berkali-kali lipat pada 2021. Kami optimistis dapat melanjutkan momentum yang kuat ini pada 2022 di Indonesia, mengingat posisi kepemimpinan pasar kami, strategi kemitraan, dan kecanggihan platform kami,” ujarnya.

Menurut Andy, keyakinan tersebut tercermin dari minat investor yang dalam pada semester 2 2021. Saat itu Fuse merampungkan tiga putaran pendanaan, yakni Seri B, Seri B tambahan dan Seri B Plus, dipimpin dan diikuti oleh investor global terkemuka seperti GGV Capital, eWTP serta investor lokal seperti East Ventures (Growth Fund), Emtek dan Saratoga Investama.

Modal baru lebih dari US$50 juta (Rp715 miliar) tersebut, menurut Andy, dimanfaatkan perusahaannya untuk membawa lebih banyak partner ke dalam ekosistem Fuse, memperkuat kapabilitas platform teknologinya, serta mempercepat pertumbuhan di Asia Tenggara.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper