Aktivasi Layanan 4G di Wilayah 3T, Ini Persiapan Telkomsel dan XL

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 25 Januari 2022 | 17:55 WIB
Teknisi memeriksa perangkat BTS (Base Transceiver Station) di dekat jalan tol Trans Jawa, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (12/5/2019)./ANTARA-Nando
Teknisi memeriksa perangkat BTS (Base Transceiver Station) di dekat jalan tol Trans Jawa, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (12/5/2019)./ANTARA-Nando
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Aktivasi layanan 4G milik PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) di desa-desa terdepan, terluar, tertinggal (3T) masih menunggu ketersediaan infrastruktur pasif.

Kondisi geografis di daerah 3T yang terjal menjadi tantangan untuk menghadirkan layanan 4G di 7.904 desa pada tahun ini.

President Director & CEO XL Axiata Tbk. Dian Siswarini mengatakan pengaktifan layanan 4G di desa-desa tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Sumatra, yang menjadi area wilayah layanan XL, sangat bergantung pada kehadiran infrastruktur telekomunikasi pasif yang dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti).

Dalam membangun jaringan 4G di 7.904 desa, Bakti berperan sebagai penyedia infrastruktur pasif seperti menara, power, hingga pembebasan lahan. Sementara itu, operator seluler berperan sebagai penyedia infrastruktur aktif seperti sistem penarifan (billing system), frekuensi, hingga kanal penjualan.

“Jadi ini tergantung kecepatan Bakti dalam membangun infrastruktur. Kami hanya menyediakan layanan 4G seperti spektrum,” kata Dian, Selasa (25/1/2022).

Dian mengatakan kehadiran jaringan 4G XL Axiata di desa-desa merupakan bentuk dukungan XL kepada pemerintah untuk menghadirkan layanan internet cepat di desa-desa.

Kehadiran jaringan XL juga bagian dari upaya perseroan untuk memperluas cakupan layanan sehingga perseroan berpotensi untuk mendapat penambahan jumlah pelanggan dengan menghadirkan kualitas layanan yang baik.

“Dalam kerja sama dengan Bakti juga ada komitmen yang harus kami bayar setiap tahun, selama 10 tahun,” kata Dian.

Dia menuturkan membangun jaringan di desa-desa 3T sangat mahal, dibutuhkan bauran pembiayaan agar lebih murah.

Sementara itu Direktur Network Telkomsel Nugroho mengatakan perseroan berupaya menghadirkan layanan 4G di delapan paket wilayah layanan Telkomsel. Mayoritas pengaktifan layanan 4G di desa-desa 3T tersebut akan dilakukan pada tahun ini.

“Harus ada validasi dahulu dengan Bakti agar cakupannya maksimal,” kata Nugroho.

Dia mengatakan salah satu tantangan dalam penggelaran jaringan di daerah 3T adalah wilayah yang terjal. Selain menyulitkan dalam penggelaran jaringan, wilayah yang curam berisiko membuat cakupan layanan menjadi tidak maksimal.

Cakupan yang tidak maksimal tersebut akan berdampak pada pendapatan dan kontribusi terhadap Kemenkominfo. Proyek BTS 4G di desa-desa berjalan dengan menggunakan skema bauran pembiayaan, tidak hanya dengan APBN.

Sekadar informasi, Kemenkominfo membagi 7.904 desa tersebut menjadi 9 paket. Sebanyak 8 paket dimenangkan oleh Telkomsel dan 1 paket dimenangkan oleh XL Axiata.

Adapun kesembilan area tersebut adalah, Area 1 meliputi Sumatra, Area 2 meliputi Nusa Tenggara, Area 3 meliputi Kalimantan, Area 4 meliputi Sulawesi, Area 5 meliputi Maluku, Area 6 meliputi Papua Barat, Area 7 meliputi Papua Tengah Barat, Area 8 meliputi Papua Tengah Utara, dan Area 9 meliputi Papua Timur Selatan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper