Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan investor dan perusahaan modal ventura disebut mulai tertarik mengucurkan dana ke industri teknologi penyokong metaverse.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut, investor dan perusahaan modal ventura banyak yang sudah mengalokasikan pendanaan ke sektor NFT, blockchain dan metaverse.
"Dari obrolan saya dengan para investor dan Venture Capital, banyak yang sudah tertarik dan akan masuk ke sana pada tahun ini dan ke depan [metaverse, NFT, blockchain]," ujarnya.
Menurut Edward sudah banyak perusahaan teknologi dan platform dari luar negeri yang siap kerja sama dengan para startup di Indonesia untuk kembangkan layanan berbasis metaverse serta NFT.
Edward mengatakan, pasar dan masyarakat saat ini mulai teredukasi melalui berbagai pemberitaan dan media sosial. Salah satunya dengan adanya fenomena Ghozali di NFT Opensea minggu lalu.
Menurutnya saat ini bahkan sudah ada platform blockchain yang dibuat oleh orang Indonesia dan disokong oleh yayasan lokal seperti Vexanium yang berkolaborasi dengan startup Kolektibel.com meluncurkan platform NFT untuk IBL (Indonesian Basketball League), LaleIlmaNino, dan beberapa stasiun TV.
"Beberapa startup yang memakai platform Binance Smart Chain (BSC) juga cukup agresif masuk ke sektor ini," ujarnya.
Menurut pantauan Bisnis, Minggu (2/1/2022), 2022 siap menjadi tahun terbesar untuk metaverse, karena perusahaan besar di bidang teknologi seperti induk Facebook, yakni Meta, Apple, Microsoft dan Google bersiap untuk merilis produk perangkat keras dan layanan perangkat lunak baru untuk menopang perkembangan baru di dunia teknologi tersebut.
Metaverse di sini menggambarkan perangkat lunak dan perangkat keras yang memungkinkan pengguna untuk bermain atau bekerja di ruang virtual 3-D, atau menarik informasi dari internet dan mengintegrasikannya dengan dunia nyata secara real time.
