Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengamat ekonomi digital menilai, penguasaan ekosistem yang luas menjadi kunci sukses dompet digital memenangkan persaingan pasar.
Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut persaingan dompet digital akan makin mengerucut ke beberapa entitas.
"Ada Shopeepay, Gopay, dan OVO. Ketiganya mempunyai ekosistem yang cukup mumpuni saya rasa untuk bisa bersaing satu sama lain," ujarnya, Rabu (12/1/2022).
Menurutnya, untuk entitas lainnya masih sulit bersaing, termasuk LinkAja. Hal itu dikarenakan ekosistem BUMN memang sudah mendukung LinkAja, tetapi permintaannya masih relatif kurang.
Huda menuturkan dompet digital dapat berkembang dan bersaing bila memiliki ekosistem yang kuat. Misalnya dompet digital BUMN masuk ke sistem pembayaran transportasi masal.
"Paling bagus memang masuk ke e-commerce, karena ada penggunanya langsung," ujarnya.
Menurutnya, dompet digital yang sudah punya ekosistem akan menarik di mata investor termasuk investor dari BUMN. Perusahaan modal ventura dari BUMN juga perlu untuk ekspansi ke dompet digital yang lebih menjanjikan.
OVO, menurut Huda, menjadi yang paling banyak digunakan karena masuk ke ekosistem Grab dan e-commerce. Begitu juga dengan dompet digital milik Shopee.
"Kalau dilihat dari faktor pendorongnya, Gopay akan makin kuat tahun ini karena masuk ke Tokopedia," ujarnya.
Sementara itu, laporan bertajuk, 2021 Mobile Wallet Report, yang dirilis Boku bekerja sama dengan Juniper Research menyebut OVO sebagai dompet digital paling banyak digunakan selama 2021 dengan 38,2 persen, dibandingkan dengan keseluruhan akses dompet digital dari berbagai brand selama satu tahun.
Posisi kedua diduduki oleh ShopeePay dengan 15,6 persen. Kemudian ada dompet digital besutan BUMN, Link Aja dengan 13,9 persen, disusul GoPay 13,2 persen, dan Dana di posisi kelima dengan 12,2 persen.
Laporan tersebut juga menunjukkan 81 persen pengguna, mengakses layanan dompet digital untuk berbelanja secara daring di e-commerce. Untuk itu para dompet digital yang memiliki ekosistem e-commerce jauh lebih unggul.
Selain itu, sekitar 69 persen pengguna, mengakses layanan dompet digital karena adanya promo dan berbagai diskon yang disediakan oleh masing-masing aplikasi.