Bisnis.com, JAKARTA - Dua entitas bisnis Tanah Air, Bukalapak dan BRI Ventures, terlibat dalam putaran pendanaan terbatas dari Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA) yang fokus pada pengembangan game online dengan metode play-to-earn dan berbasis blockchain.
YGG SEA yang merupakan subDAO regional pertama dari guild game yang berbasis blockchain terdesentralisasi Yield Guild Games (YGG), telah mengumpulkan US$15 juta dalam dua putaran penggalangan dana untuk mendukung adopsi game play-to-earn di Asia Tenggara.
Pada putaran pertama di Agustus 2021, YGG SEA mendapatkan dukungan dari YGG dan Infinity Ventures Crypto. Kemudian, pada bulan November, putaran terbatas tambahan dipimpin oleh Crypto.com dari Capital, Animoca Brands, MindWorks Ventures, Poloniex, Jump Capital.
Selain itu, ada Sembrani Kiqani dari BRI Ventures dengan partisipasi dari Circle, Digital Currency Group, Hashed, Polygon, Bukalapak, United Overseas Bank (UOB) Venture Management, Arca Funds, Evernew Capital, OKEx Blockdream Ventures, Yolo Ventures, SevenX Ventures, LongHash Ventures, Hashkey Group, Morningstar Ventures, Rise Capital Dialectic, SweeperDAO, PetRock Capital, DNC Ventures, FBG Capital dan Emfarsis.
BRI Ventures sendiri diketahui masuk melalui fund besutannya, Sembrani Kiqani. Fund ini diluncurkan oleh BRI Ventures dan menyasar startup tahap awal di sektor direct-to-consumer (D2C). Fund yang diluncurkan oleh BRI Ventures yang menyasar startup tahap awal di sektor direct-to-consumer (D2C).
“Mendukung merek pesaing dan ekosistem adalah jantung dari Sembrani Kiqani. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang ingin memasuki metaverse, wajar bagi kami untuk bermitra dengan YGG SEA,” kata Marcel Lukman, Founding Partner Sembrani Kiqani, dalam siaran pers, Senin (13/12/2021).
Guild game atau gim kelompok yang dikembangkan YGG SEA ini akan fokus di Malaysia, Indonesia, Vietnam, Singapura dan Thailand sebelum mengembangkan di seluruh kawasan.
Pendanaan tersebut akan memungkinkan YGG SEA untuk memberikan penawaran yang ditargetkan kepada komunitas game regional. Nantinya, guild game ini akan fokus untuk mendukung game play-to-earn yang dikembangkan secara lokal di setiap negara dan memperoleh aset game untuk kepentingan yang kelompok komunitas atau guild.
YGG SEA sendiri dipimpin oleh Evan Spytma sebagai CEO dan salah satu pendiri dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di studio game seperti Unity Technology dan Electronic Arts (EA).
Selain Evan, YGG SEA juga didirikan oleh Dan Wang, yang sebelumnya mengepalai operasi di Riot Games di China, dan Irene Umar dari Discovery Nusantara Capital, modal ventura untuk gaming yang berbasis di Indonesia.
“Sebagai subDAO YGG pertama, kami merintis model untuk kepentingan beberapa negara NFT paling aktif di dunia. Sementara Filipina telah menjadi pusat gerakan play-to-earn selama setahun terakhir, permintaan meningkat dengan cepat di negara lain, dan Asia Tenggara adalah kawasan yang sangat beragam," kata Evan.
Asia Tenggara mewakili lebih dari 700 juta orang dari 11 negara. Kawasan ini juga merupakan salah satu kawasan crypto paling aktif secara global.
Pada bulan November, empat dari 10 negara teratas untuk penggunaan dompet Metamask berada di Asia Tenggara. Sebagian besar kegiatan ini didorong oleh Axie Infinity dan game play-to-earn lainnya sebagai cara untuk menambah penghasilan selama pandemi.
Play-to-earn sendiri adalah game yang memungkinkan pemain mendapatkan aset atau item digital untuk diperdagangan. Saat ini, game NFT dengan konsep play-to-earn semakin popular karena melibatkan aset crypto di dalamnya.
Sementara itu, guild adalah fitur yang dikembangkan untuk memungkinkan komunikasi antara pemain atau survivor serta membantu mereka membangun komunitas di antara pemain dalam game free fire.