Cegah Serangan Siber ke Perusahaan, Akamai Perkenalkan Zero Trust

Akbar Evandio
Minggu, 12 Desember 2021 | 08:40 WIB
Ilustrasi hacker
Ilustrasi hacker
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan teknologi multinasional yang bermarkas di Cambridge, Akamai merekomendasikan agar perusahaan di Indonesia menerapkan pendekatan Zero Trust untuk mencegah serangan siber.

Regional Vice President Akamai Technologies India, South East Asia and APJ Carrier Sidharth Pisharoti menyampaikan Zero Trust adalah sebuah model keamanan jaringan yang menggunakan prinsip least privilege berbasis proses verifikasi identitas yang ketat.

“Kerangka kerja yang digunakan memastikan bahwa hanya pengguna dan perangkat resmi yang terotentikasi dapat mengakses aplikasi dan data. Pada saat yang sama, ini melindungi aplikasi dan pengguna dari berbagai serangan daring canggih,” ujarnya lewat rilisnya, Minggu (12/12/2021).

Dia melanjutkan, transformasi digital menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga perusahaan harus memastikan agar data dan para pelanggan mereka terlindungi dari gangguan penjahat siber.

“Di tengah pendemi Covid-19, insiden kemananan siber terus meningkat di seluruh dunia. Para penjahat siber terus mencari berbagai peluang baru untuk menerobos data perusahaan. Kami menganalisa lebih dari 300 terabyte data serangan baru setiap harinya,” katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan melalui analisis tersebut perusahaan telah mencatat lebih dari 1.900 serangan terhadap Distributed-Denial-of-Service (DDoS) pada kuartal I/2021 sehingga menandai adanya kenaikan serangan sebesar 34 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Selanjutnya, 63 miliar serangan credential abuse diidentifikasi kuartal I/2021 sehingga menandai adanya kenaikan serangan sebesar 133 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Sementara, serangan di layer aplikasi dengan lebih dari 2 miliar peringatan Web Access Firewall (WAF) dipicu pada kuartal I/2021, melonjak 70 persen secara tahunan (year-on-year/yoy)

“Angka-angka di atas menunjukkan bahwa berbagai organisasi/perusahaan harus beralih dari strategi pertahanan perimeter tradisional dan mulai melindungi aplikasi-aplikasi internal mereka seperti halnya mereka melindungi aplikasi eksternal,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper