Bisnis.com, JAKARTA – Meski Indonesia telah masuk ke dalam ekosistem 5G seiring dengan komersialisasi layanan generasi kelima oleh Telkomsel dan Indosat, secara pengembangan 5G tahap awal ini masih jauh dari sempurna.
Dalam Laporan Pengalaman Jaringan Seluler Desember 2021, Opensignal menyebutkan akses untuk ke jaringan 5G masih terbatas. Selain frekuensi, 5G membutuhkan infrastruktur pendukung seperti jaringan serat optik.
“Dalam tahap pengembangan awal, akses yang tidak memadai ke spektrum 5G tetap menjadi salah satu tantangan terpenting seluruh operator di Indonesia,” kata Analis Teknis Opensignal Hardik Khatri, Kamis (9/12/2021).
Hardik mengatakan operator dan pembuat regulasi Indonesia terus bekerjasama untuk mengatasi hambatan spektrum. Salah satunya adalah dengan menyesuaikan sebagian atau seluruh spektrum yang saat ini mereka gunakan untuk jaringan 3G dan/atau 4G atau melalui konsolidasi jaringan.
Opensignal menemukan bahwa Telkomsel telah melakukan refarming spektrum 3G di pita 2,1 GHz untuk mempercepat 4G dan implementasi 5G di masa mendatang.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengumumkan penyelesaian refarming pita 2,3 GHz.
Lebih lanjut, Kemenkominfo juga telah menyetujui usulan penggabungan Tri Indonesia dan Indosat. “Sekalipun dengan syarat bahwa Indosat wajib mengembalikan spektrum 10 MHz di pita 2,1 GHz,” kata Hardik.