Pendanaan Merah Putih Fund Harus Lebih Spesifik

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 6 Desember 2021 | 07:02 WIB
Ilustrasi startup/
Ilustrasi startup/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Merah Putih Fund perlu mengerucutkan pendanaan pada sektor tertentu agar modal yang dimiliki dapat disalurkan dengan jumlah besar dan tepat sasaran. 

Membuka sektor pendanaan sebanyak-banyaknya akan membuat porsi pendanaan menjadi tidak fokus. 

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura menilai tantangan terberat Merah Putih Fund adalah menentukan skala prioritas pendanaan. 

Meskipun Merah Putih Fund memiliki modal yang besar, pendanaan tetap harus mengerucut pada satu atau dua sektor saja agar dana yang diberikan maksimal. Dengan mengakomodir kebutuhan banyak perusahaan BUMN, porsi pendanaan justru akan makin kecil dan tidak fokus. 

“Merah Putih Fund harus jelas mau buat startup unicorn seperti apa? harus jelas. Tujuannya apa,” kata Tesar, Minggu (5/12). 

Dia juga berpendapat seharusnya pendanaan sejalan dengan rencana nasional dalam membangun digital. Jika pemerintah berencana membangun sektor finansial, Merah Putih Fund berperan sebagai eksekutor dengan menyalurkan pendanaan ke sektor yang menjadi tujuan. 

Cara lainnya, kata Tesar, Merah Putih Fund membaca peluang pertumbuhan digital di sektor tertentu, yang kemudian menjadi masukan bagi BUMN di sektor tersebut untuk bertransformasi digital.

“Misalnya potensi logistik untuk tumbuh besar, Merah Putih Fund mendorong PT Pos untuk bertransformasi ke digital dan bekerja sama dengan perusahaan yang didanai,” kata Tesar. 

Adapun mengenai permasalahan kualitas perusahaan rintisan, ketersediaan pasar dan permodalan adalah tantangan dasar yang dihadapi oleh seluruh perusahaan modal ventura, tidak hanya Merah Putih Fund. 

“Itua adalah permasahan sejak dahulu yang suit dipecahkan,” kata Tesar.

Sementara itu, CEO PT Metra Digital Investama (MDI Ventures) Donald Wihardja menjelaskan Merah Putih Fund akan membuka peluang sinergi antara perusahaan rintisan dengan perusahaan BUMN. Sinergi tidak terbatas pada sektor telekomunikasi dan perbankan saja, tetapi untuk seluruh sektor.

“Kami bertemu dengan perusahaan BUMN, kemudian kami serap kebutuhan mereka perusahaan rintisan seperti apa, kemudian kami cari dan setelah itu Perjanjian Kerja Sama [PKS],” kata Donald kepada Bisnis, Sabtu (4/12). 

Sekadar informasi, pembentukan Merah Putih Fund (MPF) rencananya melibatkan 5 perusahaan modal ventura BUMN, antara lain, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 

Masing-masing saat ini memiliki perusahaan modal ventura. Setiap modal ventura punya perhitungan nilai sinergi yang berbeda-beda dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing induk. 

Adapun di Merah Putih Fund sinergi yang bakal dibangun bukan hanya difokuskan untuk kepentingan masing-masing induk, tetapi juga untuk perusahaan BUMN lain. 

Merah Putih Fund akan memperkenalkan mereka ke perusahan BUMN. Dengan masuk ke ekosistem BUMN, perusahaan rintisan dengan valuasi di atas US$ 100 juta berpeluang untuk tumbuh lebih besar dan lebih cepat. Merah Putih Fund juga akan membantu perusahaan rintisan ketika mereka menemui kendala. 

Startup dengan valuasi di atas US$100 juta mungkin ada sekitar 40, itu semua akan kami kenalkan dengan BUMN. Kami sudah kenal luar-dalam puluhan startup itu,” kata Donald. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper