Industri Telekomunikasi Berharap Omicron Tidak Meledak di Indonesia

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 29 November 2021 | 21:49 WIB
Siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Pasawahan mengerjakan tugas sekolah di pos kamling Desa Pasawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, (16/7/2020). Pelajar yang tinggal di desa terpecil terpaksa mengerjakan tugas sekolah di luar rumah lantaran keterbatasan jaringan internet sedangkan sekolah hanya bisa memfasilitasi kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring mengunakan aplikasi WhatsApp Grup serta Facebook Messenger. /Antara Foto-Adeng Bustomi
Siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Pasawahan mengerjakan tugas sekolah di pos kamling Desa Pasawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, (16/7/2020). Pelajar yang tinggal di desa terpecil terpaksa mengerjakan tugas sekolah di luar rumah lantaran keterbatasan jaringan internet sedangkan sekolah hanya bisa memfasilitasi kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring mengunakan aplikasi WhatsApp Grup serta Facebook Messenger. /Antara Foto-Adeng Bustomi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penyedia layanan telekomunikasi masih mengamati perkembangan varian baru Omicorn. Mereka berharap Omicron tidak menyebabkan gelombang kasus baru yang membuat pengetatan mobilitas masyarakat kembali diberlakukan. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (Atsi) Marwan O. Baasir mengatakan operator akan menyiapkan kapasitas tambahan seandainya Omicron merajalela di Indonesia. Dia belum mengetahui seberapa besar dampak virus ini terhadap industri. 

“Secara operator saya rasa masing-masing memiliki mitigasi yang jelas. Secara pasar sudah terbiasa menyesuaikan produk-produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Marwan, Senin (29/11/2021). 

Sementara itu, Ketua Umum Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif Angga berharap varian virus Omicron tidak meledak di Indonesia.

Dia mengatakan saat kasus Covid-19 meledak di Indonesia sejumlah aktivitas sedikit terganggu. Penggelaran jaringan terbatas, begitupun dengan kegiatan pemasaran. Pembatasan pergerakan membuat industri internet kesulitan dalam melakukan hal tersebut. 

“Kalau pandemi pasti ganggu. Untuk pemasangan internet saja harus berjalan dengan prosedur yang ketat sehingga menyulitkan,” kata Arif. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali di tengah merebaknya varian baru Omicron.

Meski demikian, Luhut mengingatkan masyarakat agar tetap waspada dengan peningkatan kasus Covid-19 di banyak negara, varian Omicron yang baru muncul hingga ancaman kenaikan kasus akibat momentum Natal dan Tahun Baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper