Bisnis.com, JAKARTA – Telegram telah mengumumkan fitur Pesan Bersponsor di platformnya, yaitu alat yang memungkinkan pengguna untuk mempromosikan saluran dan bot mereka. Fitur ini akan terlihat di saluran publik Telegram yang memiliki lebih dari 1.000 pelanggan dan akan dibatasi hingga 160 karakter.
Namun, fitur tersebut saat ini dalam mode uji. Telegram mengatakan begitu diluncurkan dan memungkinkannya untuk menutupi biaya infrastruktur dasar, aplikasi itu akan membagikan pendapatan iklan dengan admin saluran tempat Pesan Bersponsor ditampilkan.
Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov dalam unggahan di website resminya menjelaskan, Pesan Bersponsor tidak akan muncul di daftar obrolan, obrolan pribadi, atau grup, juga tidak akan ada iklan dalam obrolan di Telegram.
“Pesan Sponsor akan muncul hanya berdasarkan topik saluran publik tempat mereka ditampilkan,” ujar dia,dikutip dari tempo.co, Senin (22/11/2021).
Durov juga menekankan bahwa privasi pengguna tidak akan terganggu dengan fitur baru ini, dengan mengatakan bahwa tidak ada data pengguna yang ditambang atau dianalisis untuk menampilkan iklan. "Data pengguna tidak akan digunakan untuk menargetkan iklan,” katanya lagi.
Seperti semua yang sudah dilakukan, Durov mengatakan prioritas utama Telegram adalah melindungi data pribadi pengguna. Karena itu, tidak seperti aplikasi lain, platform berlogo pesawat kertas itu tidak akan menggunakan data pribadi pengguna untuk menampilkan iklan.
Fungsi Pesan Sponsor masih dalam tahap pengujian dan tidak tersedia untuk semua orang. Setelah ditayangkan dan Telegram dapat menyeimbangkan biaya dasar peralatan dan pusat data, perusahaan berencana untuk berbagi pendapatan dengan admin saluran tempat Pesan Bersponsor ditampilkan.
Durov mengklaim bahwa Telegram lebih bebas iklan daripada saingan utamanya, WhatsApp. “Platform milik Meta berbagi data pengguna dengan pengiklan, meskipun mereka sendiri tidak menampilkan iklan," jelasnya.