Bisnis.com, JAKARTA - Persaingan perusahaan rintisan (startup) pada 2021 dalam berlomba masuk ke pasar modal makin panas seiring dengan arus deras investasi yang masuk ke Asia Tenggara.
Dalam laporan e-Conomy SEA 2021, jumlah unikorn atau perusahaan dengan valuasi di atas US$1 miliar, meningkat tajam pada 2021.
Tercatat pada 2020 hanya ada 11 perusahaan yang berhasil mencapai tonggak US$1 miliar, sementara itu hingga pertengahan 2021 saja, yang mengarah unikorn di Asia Tenggara mencapai total 23 perusahaan.
Banyak investor tetap percaya pada pemulihan pascapandemi dan pembangunan ekosistem jangka panjang.
“Valuasi yang kuat dan pendekatan listing baru seperti SPACs juga telah mendorong banyak perusahaan teknologi di kawasan Asia Tenggara untuk mencari listing publik sebagai cara untuk meningkatkan modal,” tulis laporan dari dari Google, Temasek, dan Bain & Co yang dikutip, Kamis (11/11/2021).
Minat investor juga meningkat, didorong oleh investor institusi dan ritel yang mengejar pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Tenggara itu.
Diketahuin nilai investasi di Asia Tenggara pada semester I/2021, berada pada jalur untuk menyalip nilai investasi setahun penuh pada 2020.
Pada semester/2021 nilai investasi ke perusahaan rintisan Asia Tenggara mencapai US$11,5 miliar, sementara pada 2020 mencapai US$11,6 miliar. Artinya hanya berbeda US$0,1 miliar.
Setelah perlambatan pada 2020, putaran awal dan seri A, B serta seri C semuanya mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada semester I/2021, sesuai dengan prospek jangka panjang Asia Tenggara.
Ukuran kesepakatan di seluruh benih ke Seri C telah meningkat secara menyeluruh. Rata-rata pendanaan tahap awal n dan Seri A, tercatat 6X lebih besar pada 2021 dibandingkan 2017, Seri B naik 4X lipat pada periode yang sama dan Seri C juga mengalami peningkatan meskipun berfluktuasi.
Adapun untuk megaround seri D - E+ telah mendatar pada semester I/2021, puncaknya pada 2018-2019 - baik dalam nilai maupun ukuran kesepakatan rata-rata. Penggalangan dana pra-IPO oleh unicorn regional dapat segera mengembalikan penawaran US$1 miliar.
Dari sisi sektor vertikal, perusahaan dagang el dan layanan keuangan digital terus menarik investasi di Asia Tenggara. Kedua sektor ini siap untuk terus menghasilkan peluang investasi, mengingat model bisnis baru yang inovatif dan pendukung infrastruktur.
Total nilai kesepatakan startup di sektor dagang el pada semester I/2021 mencapai US$4,7 miliar, naik 327,27 persen dibandingkan dengan semester I/2021 yang hanya US$1,1 miliar.
Sementara itu total nilai investasi pada untuk sektor finansial teknologi pada semester I/2021 mencapai US$2,5 miliar, naik 177,7 persen dibandingkan dengan periode sama 2020 yang senilai US$0,9 miliar.