Hypefast Klaim Miliki 25 Brand Lokal Berbasis e-Commerce

Ahmad Thovan Sugandi
Rabu, 10 November 2021 | 14:19 WIB
Local Brands Puasale akan berlangsung mulai 23 April 2021 dan puncaknya pada 5 Mei 2021. /Hypefast
Local Brands Puasale akan berlangsung mulai 23 April 2021 dan puncaknya pada 5 Mei 2021. /Hypefast
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Hypefast, house of e-commerce native brands di Asia Tenggara, mengumumkan telah memiliki lebih dari 25 brand dan berhasil mencapai profitabilitas penuh.

Hypefast bermitra dengan brand lokal berbasis e-commerce dan mendorong pertumbuhannya dengan menyediakan suntikan dana kapital, tim ritel yang ahli di bidangnya, serta ekosistem dan infrastruktur ritel yang tersentralisasi.

Pendiri dan CEO Hypefast Achmad Alkatiri mengatakan meskipun beroperasi dengan cara mengakuisisi brand, Hypefast tetap mempertahankan pendiri-pendiri brand dalam jajaran manajemen guna menjaga relevansi yang kuat dengan pasar lokal. Salah satu akuisisi brand yang terbaru dalam portfolio Hypefast adalah brand bayi & anak dari Indonesia yang pendapatannya tumbuh dari US$3 juta dollar Amerika Serikat menjadi US$8 juta dolar Amerika Serikat dalam waktu 6 bulan terakhir.

"Brand-brand ini telah memperoleh akses terhadap manufaktur yang sangat efisien dan pasar yang luas dengan tingkat penetrasi e-commerce yang cukup tinggi. Selain itu, para pendiri brand lokal mampu memahami kebutuhan dan selera konsumen lokal, bahkan jauh lebih baik ketimbang kompetitor internasional, baik dalam hal mode, ukuran, standar, estetika, dan tingkat harga," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (10/11/2021).

Diluncurkan pada Januari 2020, Hypefast mengembangkan model bisnis house of brands bagi brand e-commerce di Asia Tenggara. Ide awal untuk merintis Hypefast berasal dari pengalaman tim pendiri perusahaan dengan brand-brand e-commerce lokal, serta pemahaman mendalam atas berbagai kendala yang dihadapi sejumlah brand tersebut.

Menurut Alkatiri, tidak seperti strategi akuisisi cepat dalam jumlah banyak yang dijalankan aggregator brand di pasar-pasar lain, Hypefast sangat mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas. Hypefast bekerja keras pada tahap pasca akuisisi serta menggerakkan pertumbuhan melalui tim ritel terpadu, teknologi, proses efisien, analisis pasar, skala ekonomi, dan optimasi operasional back-end secara terpusat.

Alkatiri mengatakan hingga kini Hypefast telah memperoleh US$22 juta equity capital serta tambahan debt capital dengan jumlah yang tidak disebutkan dari kalangan investor terkemuka di Asia Tenggara dan dunia. Investor-investor yang kini mendukung Hypefast termasuk Monk's Hill Ventures, Jungle Ventures, dan Strive.

Salah Satu Pendiri dan Managing Partner, Monk's Hill Ventures Kuo-Yi Lim menyebut Hypefast merupakan pelaku e-commerce 2.0, yaitu beralih menuju pola belanja yang berorientasi pada brand dan penjual.

"Konsumen mencermati profil pihak penjual dan siapa saja yang membeli produknya. Hypefast mengembangkan platform digital unggulan yang mendukung pemilik brand dan pebisnis baru di Asia Tenggara untuk mengembangkan bisnis secara pesat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper