Indonesia akan Berpartisipasi Turunkan 29 Persen Co2 di Dunia

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 31 Oktober 2021 | 12:09 WIB
Gas CO2/ilustrasi
Gas CO2/ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia akan berpartisipasi dalam menurunkan konsentrasi Co2 di dunia sebanyak 29 persen sampai 40 persen pada 2030 nanti.

Dari 29 persen itu, 17,2 persen akan disumbangkan dari sector kehutanan. Ini merupakan program dari Kementerian LHK.

Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK, Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, mengatakan saat acara Talk Show program Bersama Nusaku, salah satu mewujudkan komitmen menurunkan adalah dengan menanam pohon. Karena semakin banyak tutupan hutan, dipastikan Indonsia akan mampu menyerap Co2 yang ada di lapisan atmosfer dan dikonfersi menjadi oksigen.

Ditambahkannya, upaya Indonesia kepada dunia untuk bisa menurunkan konsentrasi Co2, sector kehutananlah yang menjadi motor utama. “Jadi, penanaman pohon melalui program NUSAKU sangat relevan dengan program LHK,” akunya dikutip dari keterangan tertulisnya.

Ketua Umum Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) Transtoto Hadhadari mengurai climate Change atau perubahan iklim di dunia terjadi karena peningkatan pemakaian energi. Delapan puluh persen produksi Co2 di dunia karena energi. Nah, di Indonesia kasusnya aneh, Co2 banyak terjadi karena hutan kita berubah jadi lahan kosong.

"Itu masalah kita. Jadi, pekerjaan kita, bagaimana mengubah yang kosong tersebut menjadi hijau kembali,” ujarnya.

Dijelaskan Transtoto, dengan proses asimilasi, pohon menyerap Co2 yang lebih banyak. Indonesia sebagai negara tropis mempunyai kemampuan luar biasa untuk ini, sebagai oxygerator. “Kita harus bangga menjadi penghasil oksigen,” pungkas mantan Direktur Utama Perum Perhutani ini.

Indonesia merupakan negara yang sangat beruntung karena Indonesia memiliki wilayah hutan tropis yang sangat luas.

Sebelumnya, Ketua Umum Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh), Yohanes Cianes Walean telah berbicara tentang prospek Carbon Trading, NUSAKU dengan menggunakan teknologi blockchain yang dapat menjadi alternatif solusi untuk mendukung Indonesia mencapai Zero Emission.

Menurutnya, Koprabuh sendiri telah berpengalaman menanam pohon sejak 2006 dan memiliki akses nasional seluruh Indonesia berupa lahan milik petani yang siap ditanam pohon. SDM Petani yang di Koprabuh sangat terlatih untuk melakukan penanaman pohon yang efisien dan tingkat kesuksesan dalam penanaman pohon adalah100% karena ada jaminan jika pohon tersebut mati akan diganti dengan bibit pohon yang baru.

Ditambahkan Yohanes, PT Green Gold Artha Buana mempercepat realisasi kerjasamanya dengan Koprabuh segera melaunching project Token NUSAKU di dunia cryptocurency Indonesia. NUSAKU Cryptocurrency baru yang menggabungkan teknologi cyptocurency dengan project penanaman pohon. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper