Peneliti Jepang Temukan Metode Baru untuk Mensintesis Plastik

Ni Luh Anggela
Selasa, 3 Agustus 2021 | 19:07 WIB
Ilustrasi/gerakanantiplastik.wordpress.com
Ilustrasi/gerakanantiplastik.wordpress.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah tim peneliti di Osaka City University, Tohoku University dan Nippon Steel Corp telah mensintesis plastik dengan menggunakan karbon dioksida (CO2) pada tekanan atmosfer, menghilangkan kebutuhan akan bahan kimia beracun dalam prosesnya.

Mensintesis adalah hasil akhir dari percobaan untuk menggabungkan antara thesis dan antithesis. Dalam kimia, sintesis kimia adalah sebuah proses pembentukan sebuah molekul tertentu dari "precursor" kimia.

Metode baru ini diharapkan dapat membantu mengurangi CO2, penyebab utama pemanasan global, dengan mengubahnya menjadi bahan kimia yang banyak digunakan.
 
Temuan ini diterbitkan di Green Chemistry, sebuah jurnal dari British Royal Society of Chemistry pada Senin (26/7/2021).
 
Para peneliti mensintesis polikarbonat diol (PCD), bahan baku untuk plastik yang disebut poliuretan. Polyurethane yang terbuat dari PCD tahan lama, tahan air dan sering digunakan untuk membuat koper, spons dan produk lainnya.
 
Di bawah proses manufaktur saat ini, melansir The Asahi Shimbun, Selasa (3/8/2021), PCD disintesis dari karbon monoksida dan fosgen, gas beracun yang digunakan sebagai senjata kimia dalam Perang Dunia I. Namun ada permintaan yang meningkat untuk metode manufaktur baru yang menggunakan bahan tidak beracun.
 
“Kami memiliki harapan besar untuk metode sederhana dan mudah ini untuk menjadi teknologi utama dalam mengubah CO2 menjadi (plastik),” kata Masazumi Tamura, seorang profesor kimia katalitik di Osaka City University. "Saya pikir kita bisa menerapkan metode ini untuk sintesis bahan lain."
 
Dia menambahkan bahwa tim penelitinya berencana untuk melakukan eksperimen skala besar untuk menerapkan metode ini secara praktis.
 
Dalam studi mereka sebelumnya, para peneliti mensintesis PCD dari CO2 dan diol, sejenis alkohol, dengan menggunakan serium oksida sebagai katalis.
 
Tetapi metode itu menyebabkan pemborosan agen dehidrasi, yang diperlukan untuk menyerap air yang dihasilkan dalam proses. Metode ini juga membutuhkan CO2 untuk dikompresi menjadi CO2 bertekanan tinggi.
 
Dalam studi terbaru mereka, mereka menghilangkan air tanpa menggunakan agen dehidrasi dengan menyebabkan reaksi kimia pada suhu melebihi 200 derajat untuk menguapkan air saja.
 
Para peneliti mampu menghasilkan PCD dengan kemurnian lebih tinggi daripada metode yang ada karena mereka tidak perlu menggunakan agen dehidrasi. Metode baru juga tidak memerlukan kompresi CO2 tekanan atmosfer.
 
“Kami berhasil mengubah CO2 tekanan atmosfer menjadi (PCD) tanpa mengompresnya menjadi CO2 bertekanan tinggi,” kata Tamura.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper