Doyobi Hadirkan STEM di Sekolah-Sekolah di Asia dan Timur Tengah

Mia Chitra Dinisari
Sabtu, 23 Oktober 2021 | 02:11 WIB
John Tan, CEO dan Founder Doyobi
John Tan, CEO dan Founder Doyobi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Doyobi, penyedia sumber daya pengajaran berbasis STEM dan pengembangan guru melalui virtual learning environment (VLE) atau lingkungan pembelajaran virtual, akan meluncurkan kursus dan pelatihan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru.

Hal itu menyusul mereka mendapatkan putaran pendanaan pra-seri A senilai USD 2,8 juta yang dipimpin oleh Monk’s Hill Ventures.

Investor lainnya yang berpartisipasi dalam putaran ini adalah Tresmonos Capital, Novus Paradigm Capital, dan XA Network; serta sejumlah angel investor terkemuka seperti Quek Siu Rui, CEO Carousell, Oswald Yeo dan Seah Ying Cong, co-founder Glints, serta Reuben Lai, Head of Grab Financial Group.

“Ada kesenjangan yang besar antara apa yang diajarkan di sekolah dengan apa yang perlu dipelajari anak-anak guna mempersiapkan mereka untuk memasuki dunia kerja di masa depan. Rasa ingin tahu, imajinasi dan empati sama pentingnya dengan keterampilan membaca dan berhitung. Kami percaya guru merupakan bagian penting untuk mengubah pengalaman anak-anak di dalam kelas. Doyobi berfokus pada pemberdayaan guru dan memberikan dukungan dalam meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM dan keterampilan abad 21,” ucap John Tan, CEO dan Founder Doyobi dikutip dari keterangan tertulisnya.

Inisiatif ini juga ditujukan untuk mengembangkan sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat membantu guru dalam mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis STEM secara efektif serta keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21, seperti berpikir kritis dan kreatif di kelas. Doyobi juga akan menggunakan dana tersebut untuk mendukung komunitas Teachers as Humans, yang merupakan sebuah komunitas online bagi para guru untuk saling mendukung dan mendapatkan peluang untuk mengembangkan diri secara profesional.

Beberapa sekolah yang saat ini sudah menjadi mitra dari Doyobi adalah Leap Surabaya, dan Codercadamy, serta sekolah swasta seperti HighScope Indonesia, Mutiara Harapan Islamic School dan Stella Gracia School. Selain di Indonesia, sejumlah sekolah di Afrika juga telah mengadopsi kurikulum Doyobi.

“Calon pemimpin di masa depan perlu dilengkapi dengan bekal dan kemampuan untuk memecahkan masalah secara inovatif dan berpikir secara visioner. Doyobi memberdayakan sekolah untuk mengembangkan keterampilan berpikir komputasional yang dibutuhkan siswa untuk memecahkan masalah di masa depan, dan mereka melakukan ini dengan mengedepankan kepentingan terbaik untuk anak-anak, yang di mana hal ini sejalan dengan nilai-nilai kami,” ujar Ilsa Nurina, Chief Human Resources and Academic Development Officer HighScope Indonesia.

Doyobi juga berencana untuk meluncurkan program keanggotaan bagi para pemimpin sekolah yang berfokus pada metode pembelajaran berbasis STEM dan pengembangan keterampilan abad 21. Tujuan dari keanggotaan STEM School Leader ini adalah untuk membantu para pemimpin sekolah seperti kepala sekolah dan kepala departemen untuk belajar mengenai penerapan praktik STEM secara efektif di sekolah, serta membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan dan pola pikir siswa untuk mencapai keberhasilan di abad ke-21. Keanggotaan STEM School Leader dirancang oleh Doyobi dan Allan Shaw, mantan kepala sekolah The Knox School, salah satu sekolah independen terkemuka di Melbourne.

“Kesenjangan antara pelajaran sekolah dan keterampilan yang dibutuhkan di Abad ke-21 ini menjadi perhatian utama dari para orang tua dan guru. Kami percaya bahwa Doyobi adalah tim yang tepat untuk mengatasi kesenjangan besar di dunia pendidikan. Pendekatan yang dilakukan John dan timnya dalam menggabungkan metode pembelajaran berbasis STEM  dengan keterampilan abad 21 yang disampaikan melalui lingkungan pembelajaran virtual akan mendorong sistem pendidikan kedepannya,” kata Peng T. Ong, Co-Founder dan Managing Partner dari Monk's Hill Ventures.

Para founder berasal dari perusahaan yang berkembang pesat di Asia Tenggara termasuk Ninja Van, GymKraft, dan Saturday Kids. EdTech Asia founder, Mike Michalec, juga menjadi bagian dari Doyobi sebagai advisor. Sejak diluncurkan pada Agustus 2020, lingkungan pembelajaran virtual Doyobi telah digunakan oleh hampir 2.000 guru di lebih dari 10 negara. Indonesia dan Filipina adalah dua pasar terbesar Doyobi. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper