Bisnis.com, JAKARTA – Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Informasi dan Informatika Usman Kansong menyebut upaya operator telekomunikasi seperti PT Indosat Tbk. (ISAT) dan Hutchison 3 yang melakukan merger untuk memperkuat layanan merupakan hal yang positif.
"Merger itu kan akan membuat kuat dari sisi permodalan, kemudian dari sisi operasional, itu kan makin kuat kalau merger" katanya dalam siaran pers, Minggu (10/10/2021).
Usman mengatakan langkah merger Indosat dan Hutchison 3 juga akan menciptakan iklim kompetisi yang semakin sehat sehingga fokus korporasi adalah bagaimana memberikan layanan terbaik.
Menurutnya, menyebut merger menjadi tren saat ini. Dia mencontohkan merger antara Pelindo I, II, III, dan IV.
"Menjadi semakin kuat dari sisi permodalan, kedua kompetisi menjadi lebih sehat, ketiga tren, di mana-mana merger, makanya disebut langkah terobosan, apalagi di dalam dunia telekomunikasi begitu yang perlu penguatan-penguatan," kata Usman.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyatakan merestui merger Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia.
"Kominfo mendukung konsolidasi industri telekomunikasi dengan tujuan supaya lebih efisien dan lebih produktif. Kebetulan merger Indosat dan Tri dalam proses merger, itu salah satu merger yang besar di Indonesia," ujar Johnny di Manokwari Selatan, Papua Barat, Rabu (6/10).
Dengan aksi korporasi antara kedua operator seluler Indonesia ini, diharapkan akan memberikan dampak terhadap sektor industri telekomunikasi.
"Kita harapkan nanti efisiensi pemanfaatan spektrum di situ, pemanfaatan infrastruktur, dan sumber daya manusia yang lebih hebat juga kemampuan pemodalan yang lebih hebat," pungkas Johnny.
Usman melanjutkan terdapat tiga cara pemerintah untuk memperluas akses Internet. Ketiga cara itu dilakukan mendukung program Indonesia Merdeka Sinyal pada 2024.
"Pertama kita harus menyiapkan infrastruktur, memperluas, dan untuk memperluas itu perlu anggaran kan, karena itu kita mencoba menggunakan berbagai skema anggaran, pertama lewat APBN," katanya.
Selain APBN, dana membangun infrastruktur juga diperoleh dari penerimaan negara bukan pajak atau PNBP. Pemerintah juga bekerja sama dengan provider dalam skema public service obligation (PSO), yang menyerap seperempat revenue penyelenggaraan jaringan untuk pembangunan infrastruktur.
"Yang lain lagi adalah mekanisme KPBU, kerja sama pemerintah dengan badan usaha. Contoh KPBU itu saat membangun Satelit Satria I kemarin, kerja sama dengan perusahaan swasta," kata Usman.
Selain penganggaran, Kominfo juga menggunakan cara kedua untuk memperluas jaringan Internet, yakni dengan teknologi.
Seluruh teknologi dipakai untuk mengatasi tantangan geografis Indonesia yang kerap menghambat sinyal internet dimana perangkat yang dimanfaatkan meliputi fiber optic, satelit, BTS, hingga repeater.
Cara terakhir, yakni dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang telekomunikasi.
Menurut Usman, seluruh elemen masyarakat perlu diberi pemahaman tentang digitalisasi sehingga mereka bisa menjadi pelaku digital yang baik.
"Jadi dari hulu hingga hilir kita siapkan. Termasuk literasi digital. Jadi pembiayaan, teknologi, hingga SDM," kata dia.