Adu Seksi Merger XL-Smartfren dan XL-Link Net

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 9 Oktober 2021 | 13:52 WIB
Karyawan beraktivitas di kantor XL Axiata. /Bisnis-Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di kantor XL Axiata. /Bisnis-Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kabar mengenai rencana konsolidasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), menimbulkan spekulasi terhadap masa depan rencana akuisisi saham 66 persen saham PT Link Net Tbk. (LINK) oleh XL. 

XL dan Link Net masih melakukan pembahasan uji tuntas dan belum ada kepastian. Akademisi menilai konsolidasi dengan FREN lebih menguntungkan bagi XL ketimbang menjadi pengendali baru Link Net.

Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward mengatakan Smartfren memiliki jaringan tulang punggung yang luas di indonesia, bahkan hingga wilayah Timur Indonesia. 

Dari sisi spektrum frekuensi, konsolidasi dengan Smartfren juga akan membuat spektrum frekuensi keduanya makin berlimpah, sehingga memudahkan dalam menggelar 5G atau untuk memperkuat 4G. Sedangkan akuisisi Link Net tidak memberi manfaat tambahan spektrum. 

“Smartfren memiliki frekuensi di pita 2,3GHz sampai 40MHz, kalau digabung bagus itu, tinggal nanti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memperbolehkan atau tidak,” kata Ian, Sabtu (9/10). 

Sekadar informasi, saat ini XL Axiata beroperasi dengan 2x45MHz - yang tersebar di 900MHz, 1800MHz dan 2100MHz - sementara itu Smartfren beroperasi dengan 40MHz saja di pita 2,3 GHz. Itu merupakan pita terbesar yang ada untuk penggelaran 4G saat ini. 

Adapun dari sisi cakupan infrastruktur jaringan, kata Ian, gabungan Smartfren dan XL akan makin luas, dibandingkan dengan XL dengan Link. 

Jaringan tulang punggung Moratelindo, di mana Smartfren memiliki 20,5 persen saham Moratelindo, terdapat jaringan hingga Timur Indonesia. Moratelindo tergabung dalam konsorsium Palapa Timur Telematika pemegang proyek Palapa Ring Timur. 

Jaringan Palapa Ring Timur menjangkau 35 kota di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat dengan total panjang kabel hingga 8.450 kilometer dengan kapasitas bandwidth 80Gbps. 

“Kalau secara cakupan Sinar Mas lebih hebat dibandingkan dengan Link Net dan Lippo. Smartfren yang pasti juga punya Moratelindo, jadi ada jaringan tulang punggung laut,” kata Ian. 

Sekadar informasi hingga Oktober 2021, belum ada kepastian mengenai akuisisi 66% saham Link Net oleh XL Axiata. Keduanya masih melakukan uji tuntas. 

PT XL Axiata Tbk. dan Axiata Group Berhad sempat berencana mengambil alih 66,03 persen saham PT First Media Tbk. dan Asia Link Dewa yang ditempatkan dalam PT Link Net Tbk. (Link). 

Kedua perusahaan telah menandatangani term sheet yang belum mengikat untuk mengambilalih 1.816.735.484 saham atau 66,03 persen saham LinkNet.

Apabila Perjanjian Jual Beli telah dilakukan, XL dan Axiata akan menjadi pengendali baru Link Net. 

“Tujuan rencana pengambilalihan adalah untuk pengembangan usaha dan memperluas jaringan usaha,” kata Ranty Astari Rachman, Sekretaris Perusahaan XL Axiata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper