Bisnis.com, MANOKWARI — Harga pulsa dan paket data yang tinggi di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) diharapkan ke depan dapat lebih terjangkau, agar seluruh masyarakat dapat memanfaatkan internet.
Sekretaris Distrik Rumberpon Nikolas Sibena mengatakan tarif pulsa di Distrik Rumberpon, Kabupaten Teluk Wondama, masih sangat mahal.
Masyarakat yang secara pendapatan tidak seberapa, jarang membeli pulsa. Salah satu penyebabnya karena harga tarif yang tinggi.
Dia mengatakan masyarakat umumnya membeli pulsa secara eceran. Mereka mengeluarkan Rp10.000 untuk 1 minggu. Kadang membeli pulsa, kadang tidak, karena tidak memiliki uang.
“Pendapatan dari mata pencarian kurang, kadang bisa [beli pulsa] kadang tidak,” kata Nikolas di Teluk Wondama, Papua Barat Rabu (6/10/2021).
Sementara itu, Nikolas sendiri, mengaku dalam sebulan menghabiskan biaya sekitar Rp300.000-Rp400.000 khusus untuk paket data saja. Dengan uang sebesar itu, dia dapat memiliki kuota data sebesar 14GB.
Dana tersebut di luar ongkos yang harus dikeluarkannya untuk membeli pulsa telpon.
“Mudah-mudahan ke depan peresmian BTS, bisa mengurangi pengeluaran, di mana pulsanya hanya habis begitu saja,” kata Nikolas.
Kepala Distrik Rumberpon Pius CB Kayukatui mengatakan untuk membeli pulsa, warga harus menyebrang ke kota dengan melalui dua jam perjalanan laut, atau menitip ke saudara mereka yang tinggal di kota.
Saat ini, di desa Iseren tempat BTS 4G diresmikan, kata Pius, belum ada konter pulsa.