Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan rintisan (startup) di bidang pertanian dan pembudidayaan ikan perlu untuk memperluas layanan ke lebih banyak komoditas. Langkah tersebut diyakini investor memacu pertumbuhan mereka menjadi lebih cepat.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Wihardja mengatakan prospek perusahaan rinitisan di sektor akuakultur dan agrikultur akan terus berkembang. Mereka dapat masuk ke berbagai komoditas dengan membawa solusi teknologi yang dimiliki.
“Perlu menarik startup agrikultura dan akuakultur agar diarahkan ke lebih banyak komoditas dan rantai pasokan,” kata Edward, Jumat (24/9/2021).
Sama seperti perusahaan rintisan di sektor dagang el dan transportasi, Edward memperkirakan dalam 3-5 tahun ke depan akan terkonsolidasi ke beberapa pemenang saja untuk sektor akuakultur dan agrikultura.
Edward menuturkan alasan pendanaan di sektor agrikultura dan akuakultur tidak selaris pendanaan di sektor finansial, karena proses edukasi dan konversi pelanggan business to business (B2B) yang rata-rata petani/petambak memerlukan waktu. Berbeda dengan layanan keuangan yang tidak memelukan waktu lama.
“Meski setelah memakai layanan akan menjadi pelanggan yang cukup lama sehingga sumber pendapatan lebih menjanjikan,” kata Edward.
Edward menilai sektor agrikultura dan aquakultura masih memiliki prospek cerah ke depan. Pangsa pasar besar sesuai populasi Indonesia.
Kedua sektor tersebut juga masih banyak yang dapat didisrupsi dengan teknologi sambil membantu produktivitas para pemainnya yang rata-rata skala UMKM.
Sekadar informasi, saat ini jumlah pemain di sektor agrikultura dan akukultura masih cukup banyak. Beberapa pemain yang fokus di kedua sektor tersebut antara lain, Tanihub, Limakilo, Sikumis, iGrow, Agromaret, eFishery, Aruna dan lain sebagainya.
Secara umum, para perusahaan rintisan tersebut memangkas rantai pasokan sehingga petani/petambak dapat terhubung langsung dengan pasar. Tidak hanya itu, beberapa juga ada yang membantu petani dala. memperoleh pendanaan.