Bisnis.com, JAKARTA - PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) mengungkapkan populasi yang cukup besar dan digitalisasi yang tengah tumbuh menjadi daya tarik di Vietnam.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan pada 2018 Gojek resmi masuk ke Vietnam dengan layanan GoRide dan GoFood.
Hanya dalam 3 tahun, ujar Nila, Gojek telah membangun ekosistem yang berkembang dan terus tumbuh, bersama dengan lebih dari 200.000 mitra driver GoRide, 80.000 mitra usaha GoFood, dan basis pelanggan yang besar dan loyal.
“Sejalan dengan performa baik dan adanya potensi pertumbuhan yang cukup besar, Gojek akan terus meningkatkan investasi di negara ini,” kata Nila kepada Bisnis.com, Rabu (1/9/2021).
Nila berharap investasi yang digelontorkan bisa memberikan dampak positif.
Gojek rencananya juga akan meluncurkan produk dan layanan baru yang bisa memenuhi kebutuhan pasar, salah satunya adalah pembayaran non-tunai.
“Kami juga akan terus mengeksplor pengembangan untuk layanan GoFood,” kata Nila.
Nila mengatakan penetrasi ponsel pintar di Vietnam terus mengalami pertumbuhan, di mana saat ini mencapai 60 persen di Hanoi dan Ho Chi Minh City (HCMC).
Sementara itu, penetrasi layanan empat roda baru mencapai 33 persen di HCMC dan 12 persen di Hanoi berdasarkan data dari Kementerian Informasi dan Komunikasi Vietnam.
Tidak hanya itu, berdasarkan riset dari Google, Temasek dan Bain & Company, ekonomi digital Vietnam diperkirakan mencapai US$14 miliar di 2020.
Google memperkirakan pada 2025 ekonomi digital di Vietnam mencapai US$52 miliar, atau tumbuh 29 persen secara rata-rata tiap tahunnya (CAGR).
“Gojek akan memastikan berada di posisi yang kuat dalam pasar ekonomi digital di setiap negara di mana kami beroperasi, termasuk di Vietnam,” kata Nila.