Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan pemerintah terus mendorong ketersediaan dan keterjangkauan layanan digital di seluruh Indonesia.
Kehadiran Satelit Satria dibutuhkan untuk mengurangi kesenjangan digital, mengingat Indonesia memiliki wilayah geografis sangat luas dan terjal.
Dia berharap Satelit Satria nantinya memberikan dampak positif terhadap perekonomian, juga dapat dirasakan manfaatnya terhadap UMKM, kantor berbasis digital dan memperbaiki layanan publik di seluruh wilayah Indonesia.
“Kehadiran satelit ini diharapkan dapat mendorong pemerataan akses internet bagi seluruh masyarakat Indonesia yang pada akhirnya mendorong munculnya berbagai aktivitas kegiatan dan pusat ekonomi baru,” kata Susiwijono dalam konferensi virtual, Rabu (18/8/2021).
Sementara itu, Anggota III Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK RI) Achsanul Qosasi mengatakan BPK mengapresiasi program-program yang dilakukan oleh pemerintah yang salah satu diantaranya adalah melalui transformasi digital, yang menghubungkan seluruh negara.
Dia menilai kehadiran Satria akan mempercepat akses internet untuk bidang pendidikan, kesehatan, pertahanan dan perekonomian di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal. BPK berkomitmen untuk terus memberikan masukan dan rekomendasi agar jalannya proyek Kemenkominfo makin baik lagi kedepannya.
“BPK akan selalu melakukan pemeriksaan, memberikan masukan dan rekomendasi untuk perbaikan yang berkelanjutan, agar ini tetap dilakukan dengan tata kelola yang baik, transparan, dan akuntabel dan memberikan manfaat,” kata Achsanul.
Sekadar informasi, Satelit Satria direncanakan memiliki 11 stasiun bumi/Gateway di beberapa lokasi yang tersebar di Indonesia antara lain di Batam, Cikarang, Banjarmasin,Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika dan Jayapura.
Cikarang akan menjadi lokasi untuk Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer, Network Operation Control dan Gateway Proyek Satria yang merupakan satu kesatuan dari proyek.
Proses pengadaan lahan di Cikarang telah selesai dilaksanakan, yang selanjutnya akan dilakukan proses pembangunan. Untuk 10 Gateway lainnya saat ini sedang dalam tahap proses pengadaan lahan.
Satelit Satria sendiri nantinya memiliki kapasitas 150Gbps yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Ka-Band.
Adapun perusahaan manufaktur satelit yang terlibat adalah Thales Alenia Space, dan menggunakan launcher dari Space-X yaitu Falcon 9-5500. Sedangkan untuk slot orbit menggunakan administrator Indonesia dari operator PSN (1460 E).