Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, mengatakan jika lulusan vokasi bisa langsung bekerja, melanjutkan studi, atau berwirausaha
Oleh karena itu perlu revitalisasi dan transformasi pendidikan vokasi, maka begitu lulusan mereka akan siap bersaing.
"Mewujudkan pendidikan vokasi sebagai kekuatan ekonomi nasional melalui peningkatan kompetensi peserta didik yang
selaras dengan dunia industri, dunia usaha, dan dunia kerja," ujarnya dalam webinar Sinergi Ekosistem Riset Terapan sebagai Jembatan Vokasi dan Industri.
Webinar itu juga menghadirkan pembicara Wakil Kadin Indonesia Adi Mahfudz Muhadji, dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Nunung Nuryartono.
SMK, kampus vokasi dan lembaga pelatihan keterampilan di Indonesia harus menikah dengan industri dan dunia kerja.
Lulusan pendidikan vokasi setelah lulus diharapkan mampu berkompetensi dengan softskills, karakter dan hardskills yang dimiliki.
Oleh karena itu, para lulusan advokasi diharapkan bukan sekedar mengandalkan ijazah.
Agar mewujudkan hal tersebut, ditjen Pendidikan Vokasi membuat sebuah kebijakan dalam pembangunan SDM berkualitas dan berdaya saing.
Langkah yang dilakukan adalah melakukan Penguatan softskill, perubahan mindset penyelenggara, penguatan peran Dunia Usaha Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA).
Lalu, dilakukan juga pengembangan institusi vokasi, transformasi sistem penilaian kompetensi serta perbaikan dan efektifitas regulasi.
Dengan langkah tersebut lulusan vokasi diproyeksikan siap untuk bekerja, melanjutkan studi, atau berwirausaha.
Menurutnya IPK memang penting Tapi kenyataan di lapangan yang dibutuhkan adalah soft skills dan karakter.
"Pembentukan forum pengarah vokasi akan berperan sebagai wadah perwakilan DUDI untuk memberi masukan bagi pendidikan vokasi," tutupnya.