PPKM Mikro Diyakini Beri Peluang Pacu Kualitas Ekosistem Startup

Akbar Evandio
Rabu, 30 Juni 2021 | 08:52 WIB
Ruang kerja bersama (coworking space) Greenhouse di Kuningan, Jakarta./dok. Greenhouse
Ruang kerja bersama (coworking space) Greenhouse di Kuningan, Jakarta./dok. Greenhouse
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro diyakini menjadi momentum untuk mendorong ekosistem perusahaan rintisan di Tanah Air.

Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang mengatakan kebiasaan pola konsumsi masyarakat yang sudah adaptif ke ranah digital turut mendorong kualitas perusahaan rintisan.

Hal ini dikarenakan setiap pemain dipaksa untuk mengetahui arah bisnisnya dengan lebih efektif sehingga mereka perlu mencari tahu siapa para investor yang tepat, kondisi pasar yang dituju, berapa jumlah pendanaan yang dibutuhkan, dan antisipasi terhadap setiap skenario terburuk.

“PPKM Mikro memang menjadi kesempatan bagi para startup untuk memperkenalkan produk dan inovasi-inovasi terbaru mereka,” katanya, Selasa (29/6/2021).

Tidak hanya itu, dia menilai PPKM turut memberikan ruang bagi pemain-pemain baru untuk masuk karena kebutuhan masyarakat yang terus berkembang seiring adaptasi mereka terhadap teknologi.

“Akan ada banyak pemain baru, segmen baru bisa hadir ke depannya. Buktinya saja bioteknologi mulai didorong oleh pemerintah. Ada kesempatan jumlah startup di Indonesia akan bertambah lagi,” ujarnya.

Dianta menilai saat ini pemerintah perlu fokus pada penciptaan infrastruktur hukum dan sistem pendukung yang sesuai agar startup dan pengusaha berkembang sehingga akan banyak bermunculan pemain baru ke depannya.

Penyebabnya, dengan dibatasinya ruang gerak masyarakat pembangunan infrastruktur jaringan dapat dilakukan, pelatihan dapat dilaksanakan dengan lebih gesit melalui kanal daring, dan sertifikasi dapat dilakukan secara fleksibel.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Blink Global Startup Ecosystem Index 2021, ekosistem startup di Indonesia naik sembilan peringkat menjadi ke-45 secara global yang pada tahun sebelumnya berada di urutan ke-54.

Adapun, Jakarta menjadi kota dengan ekosistem yang dinilai cukup baik di tingkat global yaitu di peringkat ke-34. Sebaliknya, Bandung berada di urutan ke-368. Selain itu, Yogyakarta berada di posisi ke-668 dan Surabaya di peringkat 759.

Menanggapi laporan tersebut, Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura mengatakan ekosistem di Indonesia sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan bahwa Indonesia menjadi Negara kelima dengan jumlah startup terbanyak secara global.

Menurut catatan Startup Ranking, jumlah startup di Indonesia mencapai 2.219 perusahaan di 2021 dengan peringkat kelima setelah Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada.

“Jadi, parameter dari laporan ini berfokus untuk melihat jumlah produksi perusahaan tiap kota, jumlah coworking space, dan jumlah akselerator serta inkubasi sehingga ada ketimpangan. Padahal Jakarta dan Bandung secara teknologi tidak jauh berbeda, bahkan talenta digital seperti programmer kebanyakan dari Yogyakarta,” tuturnya.

Tesar pun menilai para pemain dapat memanfaatkan momentum PPKM untuk menjawab kebutuhan masyarakat karena kebijakan ini memiliki efek terhadap pangsa pasar perusahaan rintisan.

Dia menjelaskan dari sisi pangsa pasar perusahaan rintisan PPKM memberikan indikasi ada pemain yang diuntungkan dan dirugikan. Tetapi, untuk ekosistem PPKM Mikro justru mendorong pemain untuk berpacu dan bertumbuh, salah satunya karena adaptasi pola kerja yang fleksibel.

“PPKM Mikro akan mendorong efisiensi dari ekosistem perusahaan rintisan ke depan sehingga dari sisi kualitas para pemain akan terdorong untuk makin berinovasi,”

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper