Ekosistem Perusahaan Rintisan Tak Merata, Ini Strategi Pemerintah

Akbar Evandio
Rabu, 30 Juni 2021 | 07:18 WIB
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Ilustrasi startup./olpreneur.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menggencarkan ragam program untuk mendorong kemajuan ekosistem perusahaan rintisan di Tanah Air. Hal ini diharapkan turut menumbuhkan ekosistem digital ke depan.

Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi mengatakan usaha perusahaan rintisan lahir melalui ekosistem digital yang memiliki kapasitas untuk meningkatkan inklusivitas melalui pemerataan akses terhadap teknologi digital itu sendiri.

Menurutnya, ekosistem digital yang inklusif mampu menurunkan kondisi informasi asimetris yang kerap bermuara pada kesenjangan usaha khususnya dari segi kuantitas, kualitas, dan lingkungan usaha pendukung yang disebabkan oleh faktor lokasi geografis.

Sebab itu, dia melanjutkan saat ini pemerintah fokus pada upaya pemerataan akses teknologi digital serta kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) guna mendorong pengembangan ekosistem digital Indonesia secara keseluruhan.

Selain itu, menurutnya, ekosistem tersebut juga perlu diakselerasi pada tingkat yang adil dari kondisi yang setara (fair level of playing field) yang tertata dan teregulasi dengan jelas dan tegas.

“Selain mengupayakan peningkatan pemerataan akses teknologi digital seperti pembangunan base transceiver station [BTS] baru serta penyediaan akses internet baru di berbagai titik di Indonesia, Kominfo juga melaksanakan program pengembangan SDM digital melalui program Gerakan Nasional Literasi Digital [GNLD] Siberkreasi, Digital Talent Scholarship [DTS], dan Digital Leadership Academy [DLA],” katanya, Selasa (29/6/2021).

Dia melanjutkan, untuk mengakselerasi ekosistem startup secara spesifik, Kemenkominfo memiliki program 1.000 Startup Digital yang memberikan pendampingan terkait pembentukan hingga pengembangan startup digital bagi para founders maupun C-levels startup dari seluruh Indonesia.

Menurutnya, program ini memberikan pendampingan substantif serta akses networking untuk pembukaan peluang investasi yang lebih optimal 

Di sisi lain, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan alat atau instrumen kemerdekaan bagi generasi saat ini tidak hanya sekadar fisik, tetapi merdeka ekonomi dan keterbatasan atau kesenjangan.

“Instrumen teknologi bisa melepaskan dan memerdekakan rakyat untuk mencapai potensi terbaiknya dan di dunia pendidikan cara tercepat melakukan perubahan itu dengan Merdeka Belajar,” ujarnya lewat agenda Indonesia Muda Membaca Bung Karno, Selasa (29/6/2021

Lebih lanjut, dia menjelaskan untuk bisa meminimalisir kesenjangan, maka dibutuhkan SDM yang mumpuni dan hal tersebut berawal dari bangku pendidikan sehingga program Merdeka Belajar turut membuat pelajar secara mandiri dapat menciptakan lapangan pekerjaan ke depannya.

“Kemampuan bekerja secara tim, kolaborasi, dan gotong royong akan menambah nilai mereka ke depan. Salah satu esensi kebijakan kampus merdeka untuk melepaskan sekat antaruniversitas dengan industri sehingga menciptakan ekosistem yang terbebas dari sekat agar bisa maju ke panggung dunia,” tuturnya.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Startup Blink Global Startup Ecosystem Index 2021, ekosistem startup di Indonesia naik 9 peringkat menjadi ke-45 secara global yang pada tahun sebelumnya berada di urutan ke-54.

Adapun, Jakarta menjadi kota dengan ekosistem yang dinilai cukup baik di tingkat global yaitu di peringkat ke-34. Sebaliknya, Bandung berada di urutan ke-368. Selain itu, Yogyakarta berada di posisi ke-668 dan Surabaya di peringkat 759.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper