Modal Ventura Terpusat di Jakarta, Ekosistem Startup Terhambat

Akbar Evandio
Rabu, 30 Juni 2021 | 06:55 WIB
Ilustrasi/investama.co.id
Ilustrasi/investama.co.id
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perkembangan jumlah pelaku modal ventura dinilai menjadi salah satu motor penggerak bagi pertumbuhan ekosistem perusahaan rintisan (startup) di Tanah Air.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan pelaku modal ventura yang kebanyakan masih berpusat di Jakarta turut menentukan pengambilan keputusan sehingga ketimpangan startup masih terjadi.

“Ini sangat berpengaruh terhadap ekosistem di startup karena pengambilan keputusan berpusat di Jakarta. Meskipun sekarang semua mulai berbasis daring, tetapi memang tidak bisa 100 persen [akses pemodal] pindah ke sana [secara daring] khususnya terkait dengan pendanaan dan modal ventura,” katanya, Selasa (29/6/2021).

Lebih lanjut, Edward mengatakan seharusnya pelaku modal ventura mulai hadir di berbagai kota-kota besar di Indonesia agar pemerataan ekosistem investasi dapat terealisasi yang selaras dengan makin sehatnya ekosistem startup.

Dia melanjutkan asosiasi sudah memberikan edukasi bagi pelaku modal ventura di berbagai daerah melalui acara daring dan luring untuk memperkuat ekosistem startup di seluruh kota Indonesia pada tahun ini.  

“Tahun ini kami sudah membuat 3 acara untuk mendorong kualitas ekosistem modal ventura dan startup,” ujarnya

Selain itu, Edward pun melihat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro turut menjadi tantangan dan peluang bagi ekosistem perusahaan rintisan.

Menurutnya, bagi ekosistem modal ventura keterbatasan pertemuan secara fisik dan kebijakan pembatasan ruang gerak yang diperketat akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pemodal dalam menyuntikan dana ke perusahaan rintisan.

Namun, dia menambahkan PPKM Mikro bisa menjadi momentum untuk mempersempit ketimpangan startup karena akan ada peningkatan bisnis khususnya bagi pemain besar seperti platform dagang elektronik (e-commerce), ride hailing, dompet digital, teknologi pendidikan (edutech), dan teknologi kesehatan (healthtech).

“Seharusnya setiap pemain melihat ini menjadi kesempatan dan harusnya optimis karena digitalisasi makin dipaksakan untuk diadopsi di setiap daerah, sehingga semua punya hak yang sama dari segi akses,” kata Edward.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan StartupBlink Global Startup Ecosystem Index 2021, ekosistem startup di Indonesia naik sembilan peringkat menjadi ke-45 secara global yang pada tahun sebelumnya berada di urutan ke-54.

Adapun, Jakarta menjadi kota dengan ekosistem yang dinilai cukup baik di tingkat global yaitu di peringkat ke-34. Sebaliknya, Bandung berada di urutan ke-368. Selain itu, Yogyakarta berada di posisi ke-668 dan Surabaya di peringkat 759.

Jakarta juga meraih predikat sebagai pusat inovasi kewirausahaan ke-12 di tingkat global untuk teknologi transportasi, ke-13 untuk e-commerce dan teknologi ritel, dan masuk dalam 50 besar untuk teknologi pendidikan, pangan, teknologi pemasaran dan penjualan, serta sosial dan kenyamanan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper