Kesenjangan Ekosistem Digital Masih Jadi Tantangan Pemerataan Startup

Akbar Evandio
Rabu, 30 Juni 2021 | 07:12 WIB
Pengguna Tokopedia bertransaksi melalui gawai di Jakarta, Senin (4/5/2020). /ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari
Pengguna Tokopedia bertransaksi melalui gawai di Jakarta, Senin (4/5/2020). /ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kesenjangan ekosistem digital antarprovinsi dinilai masih menjadi menjadi alasan kuat dibalik tidak meratanya penyebaran perusahaan rintisan di Indonesia. 

Berdasarkan laporan StartupBlink bertajuk Global Startup Ecosystem Index 2021, masih ada kesenjangan yang cukup besar antara Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia.

Dalam laporan tersebut, Jakarta menjadi kota dengan peringkat ke-34 dengan ekosistem perusahaan rintisan yang baik, tetapi Bandung yang merupakan kota nasional terbesar kedua secara global berada di peringkat ke-368. Kemudian, Yogyakarta berada di posisi ke-668 dan Surabaya peringkat ke-759.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan kesenjangan terjadi lantaran ekosistem perusahaan rintisan, salah satunya infrastruktur pendukungnya masih berfokus di Jakarta.

Dia menjelaskan saat ini pemerintah memiliki ragam program untuk mendorong dan meminimalisir kesenjangan ekosistem startup antarprovinsi di Indonesia. Tetapi, dari setiap agenda kurang memiliki pengawasan yang ketat dan konsep yang jelas.

Menurutnya, program pengembangan seharusnya perlu memiliki konsep yang terperinci, pembinaan yang jelas, dan intens sehingga dapat meminimalisir program sebelumnya yang dianggap kurang tereksekusi dengan baik.

“Salah satunya, kesenjangan karena program 1.000 startup yang sekarang menjadi tidak jelas dan terkesan menghamburkan APBN saja. Kalau jalan secara benar dan sukses harusnya saat ini kita bisa masuk 10 besar dunia,” katanya, Selasa (29/6/2021).

Kepala Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengamini kesenjangan kualitas ekosistem startup di Indonesia berefek dari kesenjangan digital yang masih eksis.

“Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi pasti akan menjadi pusat pengembangan startup dan bisnis digital. Uang yang berputar di Jakarta hampir 70 persen dari total uang yang berputar di Indonesia,” ujarnya.

Huda memerinci bahwa terdapat tiga pembentuk kesenjangan digital. Pertama infrastruktur, Jakarta merupakan kota di Indonesia dengan infrastruktur paling maju diberikan juga beberapa kemewahan dalam hal akses internet.

Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM) dimana Jakarta sebagai pusat ekonomi mampu menarik minat ribuan orang sarjana untuk merantau dan terakhir adalah penggunaan jasa startup sangat tinggi oleh masyarakat perkotaan.

“Fintech p2p lending, ecommerce, hingga ride hailing paling tinggi memang di jakarta penggunaannya,” katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper