Pengguna 5G di Asia Tenggara Diprediksi 400 Juta pada 2026

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 25 Juni 2021 | 07:20 WIB
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020). /Bloomberg-Qilai Shen
Warga menggunakan smartphone berjalan melewati papan Taman 5G di markas Huawei Technologies Co. di Shenzhen, China, Rabu(22/5/2020). /Bloomberg-Qilai Shen
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Ericsson, memperkirakan jumlah pengguna 5G di Asia Tenggara pada pada 2026 mencapai 400 juta pengguna. Adapun secara global, jumlah pengguna jaringan telekomunikasi generasi kelima hingga akhir 2021 diperkirakan sekitar 580 juta orang. 

Country Head Ericsson Indonesia Jerry Soper mengatakan pandemi telah menyebabkan lonjakan permintaan untuk koneksi lebih cepat. Sejumlah kegiatan sosial hingga bisnis sangat bergantung dengan layanan intenet yang tangguh dan ngebut. 

Untuk mengatasi pertumbuhan data yang cepat dan mengurangi biaya koneksi, kata Jerry, memerlukan teknologi yang lebih baik dan transisi ke teknologi 5G dengan mudah dan lancar. 

“Teknologi 5G yang cepat, andal, dan responsif, akan membuka peluang transformatif baru bagi Indonesia,” kata Jerry dalam konferensi virtual, Kamis (24/6/2021). 

Berdasarkan Ericcson Mobilty Report edisi ke-20, saat pelanggan 5G mencapai 400 juta orang, saat itu wilayah Asia Tenggara dan Oseania juga akan mengalami peningkatan tercepat pertumbuhan lalu lintas data per ponsel pintar. 

Tercatat lalu lintas data per ponsel pintar pada 2026 di Asia Tenggara mencapai  39GB/bulan, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (Compound Annual Growth Rate, CAGR) mencapai 36 persen. 

Seiring dengan itu, total trafik data seluler pun akan mengalami pertumbuhan, dengan CAGR 42 persen, mencapai 39Exa Byte/bulan atau sekitar 39.000GB per bulan. Kondisi itu didorong oleh pertumbuhan langganan 4G dan penerapan 5G di berbagai pasar di mana teknologi generasi kelima telah diluncurkan.

Tidak hanya itu, Ericcson Mobilty Report juga memprediksi bahwa 5G akan menjadi generasi seluler yang diadopsi paling cepat. Pada akhir 2026, jumlah pelanggan 5G diperkirakan akan mencapai sekitar 3,5 miliar dan cakupan populasi 5G akan mencapai 60 persen.

Untuk mencapai 1 miliar pelanggan, 5G diperkirakan 2 tahun lebih cepat dibandingkan dengan 4G. Sebagai gambaran, seandainya 4G membutuhkan waktu 5 tahun untuk mencapai angka 1 miliar pelanggan, 5G cukup 3 tahun saja.

Faktor tersebut didorong oleh komitmen awal China terkait 5G dan kenyataan bahwa peralatan 5G komersial tersedia lebih awal dan semakin terjangkau. Lebih dari 300 model smartphone 5G telah diumumkan atau diluncurkan secara komersial.

“Namun, kecepatan adopsi sangat bervariasi berdasarkan wilayah. Wilayah Eropa memulai lebih lambat dan terus tertinggal jauh di belakang pasar China, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang dalam hal kecepatan penerapan 5G,” kata Jerry. 

Wilayah Asia Timur Laut diperkirakan akan memiliki jumlah langganan 5G terbesar pada 2026, dengan sekitar 1,4 miliar langganan 5G. Sementara itu, tingkat penetrasi langganan 5G di Amerika Utara dan dewan kerja sama teluk (GCC) diperkirakan mencapai angka tertinggi, dengan pelanggan seluler 5G masing-masing menyumbang 84 persen dan 73 persen dari total angka langganan wilayah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper